Disusun Oleh : Eka Yanuarti
- Pengertian
Prestasi Belajar
Belajar
adalah usaha untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi atau
situasi-situasi di sekitar kita[1].
Sedangkan
menurut Sardiman belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru
dan lain sebagainya[2].
Prestasi
belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena
kegiatan belajar merupakan proses[3]. Sedangkan
prestasi merupakan hasil dari proses belajar.
Menurut
Poerwanto prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha
belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.
Selanjutnya Winkel mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurutS. Nasution
prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir,
merasa dan berbuat”[4].
Selanjutnya Winkel mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila
memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya
dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam
ketiga kriteria tersebut.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Jadi
pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan sesuatu yang disebut hasil
belajar. Relevan dengan hal tersebut, maka hasil belajar itu meliputi:[5]
- Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (Kognitif)
- Hal ihwan personal, kepribadian atau sikap (Afektif)
- Hal ihwan kelakuan, keterampilan atau penampilan (Psikomotor)
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam mempelajari materi
pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi
setelah mengalami proses belajar mengajar, yang bukan hanya berbentuk
pengetahuan saja, melainkan juga berbentuk komponen keterampilan dan sikap.
- Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut
Slameto ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu: faktor yang berasal
dari dalam diri pelajar (Intern) yang
meliputi: faktor jasmaniah, Faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Dan faktor
yang datang dari luar diri pelajar (Ekstern)
yang meliputi: faktor keluarga, sekolah dan masyarakat[6].
Sementara
M.Dalyono mengemukakan ada dua faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil
belajar yaitu: faktor yang berasal dari dalam diri pelajar (Intern) yang meliputi: kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan
motivasi, dan cara belajar. Dan faktor
yang datang dari luar diri pelajar (Ekstern)
yang meliputi: keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar[7].
Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Joko Prasetya faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu:[8]
a. Faktor raw input (faktor murid/anak itu sendiri):
1. Kondisi fisiologis
2. Kondisi psikologis
b. Faktor environmental input
(faktor lingkungan), baik itu lingkungan alami ataupun lingkungan sosial.
c. Faktor instrumental input:
1. Kurikulum
2. Program/bahan pengajaran
3. Sarana dan fasilitas
4. Guru (tenaga pengajar)
Adapun
uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai
berikut:
- Faktor Intern
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
ada 3 macam yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
1.
Faktor Jasmaniah
Faktor
ini berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa seperti kesehatan yang
prima, tidak dalam keadaan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, seperti
kakinya atau tangannya dan lain sebagainya[9]. Faktor
ini dapat mempengaruhi kelancaran belajar, akan tetapi faktor tersebut dapat
diatasi dengan menempatkan seseorang tersebut, pada lembaga pendidikan khusus
atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh
kecacatan itu, untuk itu kecacatan seseorang tidak menghalangi seseorang untuk
belajar.
2.Faktor Psikologis
Faktor
psikologis yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang meliputi faktor Intelegensi, Perhatian, Minat, Bakat, Motif,
Kematangan dan Kesiapan sebagaimana penjelasan sebagai berikut:[10]
a.
Intelegensi
Dalam
istilah sehari – hari intelegensi sering diartikan dengan kecerdasan. Dan
menurut Slameto “Intelegensi” adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis
yaitu: kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru
dengan cepat dan efektif, mengetahui konsep–konsep yang abstrak secara efektif,
mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat[11].
Jadi
intelegensi atau yang kita kenal kecakapan sangat mempengaruhi kemampuan
belajar yang apabila seseorang mempunyai intelegensi rendah, maka ia perlu
mendapat pendidikan di lembaga khusus.
b.
Perhatian
Perhatian
adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju pada
suatu objektif (benda/hal)[12].
Maka, siswa harus memperhatikan pelajaran dan membuang rasa kebosanan agar
dapat belajar dengan berhasil.
c.
Minat
Minat
(interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu[13].
Jadi minat adalah suatu kecenderungan untuk memperhatikan sesuatu yang dicapai
secara terus–menerus yang diseratai rasa
senang maka bila kecenderungan lebih
diperhatikan maka timbul minat dalam usaha untuk lebih giat belajar demi
mencapai hasil terbaik.
d.
Bakat
Bakat
adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan
pada masa yang akan datang[14].
Setiap orang memiliki bakat dalam arti memiliki potensi untuk mencapai prestasi
sampai ketingkat tertentu sesuai kemampuan masing-masing.
e.
Motivasi
Menurut
Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan[15].
Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat akan melaksanakan semua kegiatan
belajarnya dengan sungguh-sungguh sehingga menghasilkan prestasi yang baik,
tapi jika sebaliknya maka akan menghasilkan rendahnya prestasi.
f.
Kematangan
Kematangan
merupakan kegiatan atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat
tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru[16].
Misalnya anak dengan kakinya sudah siap berjalan.
g.
Kesiapan
Kesiapan
adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Respon atau reaksi yang
diberiakan seseorang setelah proses kematangan, sehingga sanggup melaksanakan
kecakapan yang memerlukan bimbingan dan segala bentuk perhatian yang dapat
menunjang proses belajar mengajar dengan menguasai segi kejiwaan siswa agar
tujuan pembelajaran tercapai.
3. Faktor Kelelahan
Kelelahan
timbul dari jasmani dan rohani[17]
merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat proses belajar karena
kelelahan jasmani yang merupakan lelahnya anggota badan dalam melaksanakan
aktivitas dan cenderungnya untuk lebih banyak istirahat. Sedangkan kelelahan
rohani adalah kelelahan yang timbul dari dalam diri yang cenderung kurang minat
karena kebosanan atau pun karena hal-hal yang timbul di sekitar individu yang
dapat menghilangkan semangat belajar sehingga belajar cenderung diabaikan.
- Faktor Ekstern
Faktor
ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah Faktor keluarga, faktor sekolah
dan masyarakat.
1. Faktor
Keluarga
Keluarga
adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah.
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam
belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan,
cukup atau tidaknya perhatian orang tua dan bimbingan orang tua, atau rukun
atau tidaknya orang tua, kondisi rumah, semua itu turut mempengaruhi pencapaian
hasil belajar anak. Semuanya itu turut menetukan keberhasilan belajar seseorang[18].
2.
Faktor Sekolah
Faktor
sekolah yang mempengaruhi anak dalam belajar adalah metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, materi
pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar
dan tugas rumah[19].
a. Metode Mengajar
Guru
yang mengajar dengan metode yang kurang baik dapat membuat anak menjadi bosan
dan pasif, metode mengajar yang kurang baik itu bisa terjadi misalnya guru
kurang persiapan dan kurang memahami bahan pelajaran sehingga ia menerangkannya
tidak jelas[20].
b. Kurikulum
Kurikulum
adalah semua pengalaman yang direncanakan yang dilakukan oleh sekolah untuk
menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang
paling baik[21]. Tanpa
kurikulum yang baik dan tepat, maka akan sulit mencapai tujuan dan sasaran
pendidikan yang dicita-citakan.
c. Relasi Guru dengan Siswa
Di
dalam relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya dan juga
akan menyukai mata pelajaran yang diberikan guru tersebut sehingga siswa
berusaha mempelajarinya dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut juga sebaliknya,
jika siswa membenci gurunya, ia malas mempelajari mata pelajaran yang
diberikan, akibatnya pelajarannya tidak maju.
d. Relasi Siswa dengan Siswa
Siswa
mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku kurang menyenangkan teman lain,
mempunyai rasa rendah diri dan akibatnya akan mengganggu ketekunan belajar dan
sekolah. Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
e. Disiplin Sekolah
Kedisiplinan
sekolah erat kaitannya dengan kerajianan dan kegairahan siswa dalam sekolah
atau belajar. Kedisiplinan ini meliputi
kedisiplinan guru, pegawai, kepala sekolah dan siswa itu sendiri. Agar siswa
belajar lebih maju mereka harus disiplin dalam belajar baik di sekolah, di
rumah, dan lainnya. Dalam hal ini untuk menjadi disiplin haruslah sekolahnya
memiliki kedisiplinan pula[22].
f. Alat Pelajaran
Alat
pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran
yang dipakai oleh guru waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima
bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperalncar
penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah
menerima pelajaran dan menguasainya,maka belajarnya akan lebih giat dan maju.
g. Waktu Sekolah
waktu
sekolah ialah waktu belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi, siang,
sore/malam hari[23]. Waktu sekolah
belajar juga mempengaruhi siswa dalam belajar. Memilih waktu sekolah yang tepat
dan mengatur waktu penyajian materi pelajaran perlu mendapat perhatian dalam
memotivasi belajar anak.
h. Standar Pelajaran di Atas Ukuran
Guru
berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas
ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila
banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarannya, guru
semacam itu merasa senang, tetapi perkembangan psikis dan kepribadiaan siswa
itu berbeda dan tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa
masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
i. Keadaan Gedung
Kegairahan belajar anak erat pula
hubungannya dengan tempat belajar, seperti gedung, lokal belajar dan
sebagainya. Kondisi gedung di sini meliputi ukurannya yang seimbang dengan
jumlah anak yang ada, kebersihannya dan lain sebagainya.
j. Metode belajar
Menurut Kartono “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan
diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab
itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki
metode yang tepat dalam mengajar[24].
k. Tugas Rumah
Waktu
belajar yang utama adalah di sekolah, di samping untuk belajar waktu di rumah
biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan
terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak
tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan lain.
3.
Faktor Masyarakat
Lingkungan masyarakat memiliki peran dan
pengaruh yang besar bagi pendidikan dan kegiatan belajar siswa. Pengaruh ini
terjadi karena siswa merupakan bagian integral dari masyarakat itu sendiri.
Faktor masyarakat yang mempengaruhi
belajar adalah Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat, Mass Media, Teman Bergaul,
Bentuk Kehidupan Masyarakat[25].
a. Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat
Keikutsertaan
siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadi siswa
itu. Tetapi jika siswa terlalu banyak ambil bagian dalam kegiatan masyarakat,
maka belajar akan terganggu.
b. Mass Media
Di
antara mass media yang berpengaruh bagi belajar anak adalah bioskop, radio,
televisi, surat
kabar, majalah, dan buku komik dan lain-lainnya, yang kesemuanya itu beredar
dalam masyarakat. Mass media yang baik bagi pendidikan akan mempengaruhi secara
positif terhadap kegiatan belajar dan mass media yang kurang edukatif justru sebaliknya.
c. Teman Bergaul
Agar
siswa dapat belajar dengan baik, perlu diusahakn agar mereka memiliki teman
bergaul yang baik serta pengawasa yang bijaksana dari orang tua dan pendidik.
d. Bentuk Kehidupan Masyarakat
Kehidupan
masyarakat serta sistem nilai masyarakat di mana siswa itu berada juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Anak yang tinggal di tengah-tengah
masyarakat yang masa bodoh dengan
masalah pendidikan akan memiliki sifat untuk malas belajar. Sebaliknya jika
lingkungan anak adalah orang-orang yang tinggi perhatiannya terhadap
pendidikan, maka anak akan terpengaruh pula pada pola pikir demikian sehingga
akan giat dalam belajar.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada
dua yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelajar yaitu: jasmaniah,
psikologi, dan kelelahan, dan dari luar diri pelajar yaitu: keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam skema berikut:
Keluarga
Ekstern
Sekolah
Faktor Masyarakat
Intern
Jasmaniah Kondisi kesehatan
Cacat Tubuh
Intelegensi
Psikologi Perhatian
Minat
Kelelahan
Bakat
Motivasi
Kematangan
Kesiapan
[1] Mustaqim dan Abdul Wahid, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1991), hal. 61.
[2] Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Pers,
1988), hal. 20.
[3] Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 2005), hal. 51.
[4]
Ridwan, 2008, Ketercapaian Prestasi
Belajar, (Online) Available: http: www.Dunia_Ilmu.com., diakses tanggal 07-12-08.
[5].
Sardiman AM,Op.Cit, hal. 28-29.
[6] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mepengaruhinya, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), hal. 60-72.
[7] M.
Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka
Cipta,2007), hal. 55-60.
[8]
Abu Ahmadi dan Joko Prasetya, Strategi
belajar mengajar (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2005), hal. 103.
[9] Ibid, hal. 106.
[10]
Slameto, Op.Cit, hal. 55-59.
[11] Ibid,
hal. 56.
[12] Ibid,
hal. 56.
[13]
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), hal.
136.
[15]
Oemar Hamalik, Op.Cit, hal. 106.
[16] Slameto,
Op.Cit, hal. 58.
[17] Ibid, hal. 59.
[18]
M.Dalyono, Op.Cit, hal.59-60.
[19] Slameto,
Op.Cit, hal. 64.
[20] Ibid, hal. 65.
[21]
H. Dakir. Op.Cit. hal. 5.
[22]
Slameto, Op.Cit, hal. 67.
[23] Ibid, hal. 68
[24] Ridwan, 2008, Kegiatan Belajar dan Prestasi, (Online) Available: http: www.Dunia_Ilmu.com.,
diakses tanggal 07-12-08.
[25]
Slameto, Op.Cit, hal. 70.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar