Rabu, 15 Desember 2010

Prestasi Belajar


Disusun Oleh : Eka Yanuarti
  1. Pengertian Prestasi Belajar
Belajar adalah usaha untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi atau situasi-situasi di sekitar kita[1].
Sedangkan menurut Sardiman belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya[2].
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses[3]. Sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.
Menurut Poerwanto prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.
           Selanjutnya Winkel mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat”[4].
 Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
            Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Jadi pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan sesuatu yang disebut hasil belajar. Relevan dengan hal tersebut, maka hasil belajar itu meliputi:[5]
  1. Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (Kognitif)
  2. Hal ihwan personal, kepribadian atau sikap (Afektif)
  3. Hal ihwan kelakuan, keterampilan atau penampilan (Psikomotor)
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar, yang bukan hanya berbentuk pengetahuan saja, melainkan juga berbentuk komponen keterampilan dan sikap.
  1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Para ahli telah mengemukakan faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor – faktor yang mereka kemukakan cukup beragam, tapi pada dasarnya dapat dikategorikan ke dalam dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelajar (Intern) dan faktor yang datang dari luar diri pelajar (Ekstern).
Menurut Slameto ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu: faktor yang berasal dari dalam diri pelajar (Intern) yang meliputi: faktor jasmaniah, Faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Dan faktor yang datang dari luar diri pelajar (Ekstern) yang meliputi: faktor keluarga, sekolah dan masyarakat[6].
Sementara M.Dalyono mengemukakan ada dua faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu: faktor yang berasal dari dalam diri pelajar (Intern) yang meliputi: kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar.  Dan faktor yang datang dari luar diri pelajar (Ekstern) yang meliputi: keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar[7].
Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Joko Prasetya faktor yang mempengaruhi  proses dan hasil belajar yaitu:[8]
       a. Faktor raw input (faktor murid/anak itu sendiri):
             1. Kondisi fisiologis
             2. Kondisi psikologis
          b. Faktor environmental input (faktor lingkungan), baik itu lingkungan alami ataupun lingkungan sosial.
        c. Faktor instrumental input:
                1. Kurikulum
                2. Program/bahan pengajaran
                3. Sarana dan fasilitas
                4. Guru (tenaga pengajar)
Adapun uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:
  1. Faktor Intern
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada 3 macam yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

1.      Faktor Jasmaniah
Faktor ini berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, seperti kakinya atau tangannya dan lain sebagainya[9]. Faktor ini dapat mempengaruhi kelancaran belajar, akan tetapi faktor tersebut dapat diatasi dengan menempatkan seseorang tersebut, pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatan itu, untuk itu kecacatan seseorang tidak menghalangi seseorang untuk belajar.
2.Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang meliputi faktor  Intelegensi, Perhatian, Minat, Bakat, Motif, Kematangan dan Kesiapan sebagaimana penjelasan sebagai berikut:[10]
a.       Intelegensi
Dalam istilah sehari – hari intelegensi sering diartikan dengan kecerdasan. Dan menurut Slameto “Intelegensi” adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu: kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui konsep–konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat[11].
Jadi intelegensi atau yang kita kenal kecakapan sangat mempengaruhi kemampuan belajar yang apabila seseorang mempunyai intelegensi rendah, maka ia perlu mendapat pendidikan di lembaga khusus.
b.      Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju pada suatu objektif (benda/hal)[12]. Maka, siswa harus memperhatikan pelajaran dan membuang rasa kebosanan agar dapat belajar dengan berhasil.
c.       Minat
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu[13]. Jadi minat adalah suatu kecenderungan untuk memperhatikan sesuatu yang dicapai secara terus–menerus  yang diseratai rasa senang maka  bila kecenderungan lebih diperhatikan maka timbul minat dalam usaha untuk lebih giat belajar demi mencapai hasil terbaik.
d.      Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang[14]. Setiap orang memiliki bakat dalam arti memiliki potensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai kemampuan masing-masing.


e.       Motivasi
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan[15]. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh sehingga menghasilkan prestasi yang baik, tapi jika sebaliknya maka akan menghasilkan rendahnya prestasi.
f.       Kematangan
Kematangan merupakan kegiatan atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru[16]. Misalnya anak dengan kakinya sudah siap berjalan.
g.      Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Respon atau reaksi yang diberiakan seseorang setelah proses kematangan, sehingga sanggup melaksanakan kecakapan yang memerlukan bimbingan dan segala bentuk perhatian yang dapat menunjang proses belajar mengajar dengan menguasai segi kejiwaan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai.
3. Faktor Kelelahan
Kelelahan timbul dari jasmani dan rohani[17] merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat proses belajar karena kelelahan jasmani yang merupakan lelahnya anggota badan dalam melaksanakan aktivitas dan cenderungnya untuk lebih banyak istirahat. Sedangkan kelelahan rohani adalah kelelahan yang timbul dari dalam diri yang cenderung kurang minat karena kebosanan atau pun karena hal-hal yang timbul di sekitar individu yang dapat menghilangkan semangat belajar sehingga belajar cenderung diabaikan.
  1. Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah Faktor keluarga, faktor sekolah dan masyarakat.
1.  Faktor Keluarga
Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau tidaknya perhatian orang tua dan bimbingan orang tua, atau rukun atau tidaknya orang tua, kondisi rumah, semua itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. Semuanya itu turut menetukan keberhasilan belajar seseorang[18].
2.      Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi anak dalam belajar adalah metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, materi pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah[19].

a.   Metode Mengajar
Guru yang mengajar dengan metode yang kurang baik dapat membuat anak menjadi bosan dan pasif, metode mengajar yang kurang baik itu bisa terjadi misalnya guru kurang persiapan dan kurang memahami bahan pelajaran sehingga ia menerangkannya tidak jelas[20].
b.  Kurikulum
Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan yang dilakukan oleh sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik[21]. Tanpa kurikulum yang baik dan tepat, maka akan sulit mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang dicita-citakan.
c.  Relasi Guru dengan Siswa
Di dalam relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya dan juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikan guru tersebut sehingga siswa berusaha mempelajarinya dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut juga sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, ia malas mempelajari mata pelajaran yang diberikan, akibatnya pelajarannya tidak maju.
d.  Relasi Siswa dengan Siswa
Siswa mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri dan akibatnya akan mengganggu ketekunan belajar dan sekolah. Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
e.  Disiplin Sekolah
Kedisiplinan sekolah erat kaitannya dengan kerajianan dan kegairahan siswa dalam sekolah atau belajar. Kedisiplinan  ini meliputi kedisiplinan guru, pegawai, kepala sekolah dan siswa itu sendiri. Agar siswa belajar lebih maju mereka harus disiplin dalam belajar baik di sekolah, di rumah, dan lainnya. Dalam hal ini untuk menjadi disiplin haruslah sekolahnya memiliki kedisiplinan pula[22].
f.   Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperalncar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya,maka belajarnya akan lebih giat dan maju.
g.   Waktu Sekolah
waktu sekolah ialah waktu belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi, siang, sore/malam hari[23]. Waktu sekolah belajar juga mempengaruhi siswa dalam belajar. Memilih waktu sekolah yang tepat dan mengatur waktu penyajian materi pelajaran perlu mendapat perhatian dalam memotivasi belajar anak.
h.   Standar Pelajaran di Atas Ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarannya, guru semacam itu merasa senang, tetapi perkembangan psikis dan kepribadiaan siswa itu berbeda dan tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
i.   Keadaan Gedung
Kegairahan belajar anak erat pula hubungannya dengan tempat belajar, seperti gedung, lokal belajar dan sebagainya. Kondisi gedung di sini meliputi ukurannya yang seimbang dengan jumlah anak yang ada, kebersihannya dan lain sebagainya.
j.   Metode belajar
Menurut Kartono “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar[24].
k.   Tugas Rumah
Waktu belajar yang utama adalah di sekolah, di samping untuk belajar waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan lain.
3.      Faktor Masyarakat
Lingkungan masyarakat memiliki peran dan pengaruh yang besar bagi pendidikan dan kegiatan belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena siswa merupakan bagian integral dari masyarakat itu sendiri.
Faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar adalah Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat, Mass Media, Teman Bergaul, Bentuk Kehidupan Masyarakat[25].
 a.   Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat
Keikutsertaan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadi siswa itu. Tetapi jika siswa terlalu banyak ambil bagian dalam kegiatan masyarakat, maka belajar akan terganggu.
b.   Mass Media
Di antara mass media yang berpengaruh bagi belajar anak adalah bioskop, radio, televisi, surat kabar, majalah, dan buku komik dan lain-lainnya, yang kesemuanya itu beredar dalam masyarakat. Mass media yang baik bagi pendidikan akan mempengaruhi secara positif terhadap kegiatan belajar dan mass media yang kurang edukatif justru sebaliknya.
c.   Teman Bergaul
Agar siswa dapat belajar dengan baik, perlu diusahakn agar mereka memiliki teman bergaul yang baik serta pengawasa yang bijaksana dari orang tua dan pendidik.
d.   Bentuk Kehidupan Masyarakat
Kehidupan masyarakat serta sistem nilai masyarakat di mana siswa itu berada juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Anak yang tinggal di tengah-tengah masyarakat  yang masa bodoh dengan masalah pendidikan akan memiliki sifat untuk malas belajar. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang tinggi perhatiannya terhadap pendidikan, maka anak akan terpengaruh pula pada pola pikir demikian sehingga akan giat  dalam belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelajar yaitu: jasmaniah, psikologi, dan kelelahan, dan dari luar diri pelajar yaitu: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam skema berikut:
                                                     Keluarga
                        Ekstern                 Sekolah                 
Faktor                                            Masyarakat                                  
                                 Intern                      Jasmaniah                      Kondisi kesehatan
                                Cacat Tubuh
                                Intelegensi         
                                                                 Psikologi                          Perhatian
                                                                                                          
                                                                                                            Minat
                                                                       Kelelahan                 
                                                                                                            Bakat
                                                                                  
Motivasi
                                                                                                            
  Kematangan

                                                                                                                Kesiapan


[1]  Mustaqim dan Abdul Wahid, Psikologi Pendidikan,  (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1991), hal. 61.
[2] Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Pers, 1988), hal. 20.
[3] Tohirin, Psikologi Pembelajaran  Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 51.
[4] Ridwan, 2008, Ketercapaian Prestasi Belajar, (Online) Available: http: www.Dunia_Ilmu.com., diakses tanggal  07-12-08.
[5]. Sardiman AM,Op.Cit, hal. 28-29.
[6] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mepengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal. 60-72.
[7] M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,2007), hal. 55-60.
[8] Abu Ahmadi dan Joko Prasetya, Strategi belajar mengajar  (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005), hal. 103.
[9] Ibid, hal. 106.
[10] Slameto, Op.Cit, hal. 55-59.
[11]  Ibid, hal. 56.
[12]  Ibid, hal. 56.
[13] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan,  (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), hal. 136.
[14] Ibid, hal, 135.
[15]  Oemar Hamalik, Op.Cit, hal. 106.
[16]  Slameto, Op.Cit, hal. 58.
[17] Ibid, hal. 59.
[18] M.Dalyono, Op.Cit, hal.59-60. 
[19]  Slameto, Op.Cit, hal. 64.
[20] Ibid, hal. 65.
[21] H. Dakir. Op.Cit. hal. 5.
[22] Slameto, Op.Cit, hal. 67.
[23] Ibid, hal. 68
[24]  Ridwan, 2008, Kegiatan Belajar dan Prestasi, (Online) Available: http: www.Dunia_Ilmu.com., diakses tanggal  07-12-08.
[25] Slameto, Op.Cit, hal. 70.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar