A.
Pendahuluan
Epistimologi adalah cabang filsafat yang
membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan validitas atau
kebenaran pengetahuan. Dalam kaitannya dengan ilmu, landasan epistimologi
mempertanyakan bagaimana proses memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa
ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita
mendapatkan pengetahuan nyang benar? Cara atau tekhnik atau sarana apa yang
membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu. Landasan
epistimologi ilmu tercermin secara operasional dalam metode ilmiah
(Surajiyo,2007:151).
Penjelasan
mengenai proses dan tahapan penelitian sehingga menghasilkan pengetahuan
memerlukan prosedur yang sistematis dan jelas serta mendalam untuk mendapatkan
ilmu. Cara ini dikenal dengan istilah metode ilmiah. Eksistensi metode ilmiah
dalam epistimologi merupakan jalan yang harus dilalui untuk memperoleh
pengetahuan. Suatu kesimpulan ilmu baru bisa diakui ilmiah apabila ilmu itu
didapatkan melalui proses metode ilmiah.
Lebih
lanjut makalah ini akan membahas apa itu metode ilmiah?, bagaimana
karakteristik metode ilmiah?, dan apa saja langkah-langkah dalam metode ilmiah?
B.
Pembahasan
1.
Pengertian Metode Ilmiah
Bagi
siapa saja yang berkecimpung dalam dunia ilmu pengetahuan, selayaknya memahami
metode ilmiah. Metode ilmiah erat kaitannya dengan filsafat ilmu.
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan)
yang secara fisik mengkaji hakekat ilmu (terkhusus bagaimana cara mendapatkan pengetahuan
ilmiah), dan untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah itu diperlukan metode yang
tepat pula. Dengan mengkaji filsafat ilmu khususnya mendalami metode ilmiah,
diharapkan dapat memahami hakekat ilmu sekaligus mengembangkan ilmu dalam
segala aspeknya.
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam
mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu adalah pengetahuan yang
didapatkan lewat metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara
kerja pikiran dengan cara kerja inilah metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang
diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis, karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis
dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang
fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah
mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya
metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah
terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan
sebagainya.
Metode dalam bahasa Yunani berasal dari
kata“ methodos, meta, yang berarti
sesudah atau diatas, dan hodos
berarti suatu jalan atau suatu cara.” ini berarti cara atau jalan untuk
memperoleh pengetahuan (http://Lutpi dkk.metode_ilmiah.com). Ilmiah dalam kamus
lengkap bahasa Indonesia masa kini adalah sesuatu yang didasarkan atas ilmu
pengetahuan (Bambang Marhijanto,1999:155).
Sedangkan menurut istilah metode adalah
suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah
sistematis. Metode ilmiah merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematis
dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang
didapat melalui metode ilmiah, (Sutrisno dan Rita Hanafi,2007:115).
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah
adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan
penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah
adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi. Secara
sederhana, pengetahuan ilmiah adalah jenis pengetahuan yang diperoleh dan
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah atau dengan menerapkan cara
kerja atau metode ilmiah. Metode ilmiah adalah prosedur atau
langkah-langkah sistematis yang perlu diambil guna memperoleh pengetahuan yang
didasarkan atas persepsi indrawi dan melibatkan ujicoba hipotesis (anggapan
sementara) serta teori secara terkendali (menurut Sudarminta (2002) dalam http://Metode_ilmiah.com).
Pengamatan
indrawi biasanya mengawali maupun mengakhiri proses kerja ilmiah, karena itu
cara kerja ilmiah sering juga disebut suatu lingkaran atau siklus empiris.
Berpangkal pada pengamatan kejadian-kejadian, baik dari pengalaman langsung
dari alam atau dari hasil percobaan yang didesain, melalui induksi dapat
dirumuskan hipotesis yang menjelaskan persoalan yang dihadapi. Hipotesis diuji coba
kebenarannya, bila benar dalam berbagai pengujian dan ditemukan pola yang
berulang, dapat dirumuskan hukum empiris dan bentuk putusan universal. Kumpulan hukum yang serumpun dan tertata
secara sistematis membentuk suatu teori ilmiah.
Sedangkan menurut para ahli metode ilmiah
adalah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan cara yang paling tepat dan
cepat, dalam melakukan sesuatu (Ahmad Tafsir,1995:9). Sementara metode ilmiah
menurut Jujun S. Suriasumantri (2003:119) merupakan prosedur dalam mendapatkan
pengetahuan yang disebut ilmu jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan
lewat metode ilmiah.
Kemudian Abdurahman Fathoni (2006:59)
memperjelas bahwa metode ilmiah adalah cara dan sekaligus proses berlangsungnya
kegiatan membangun ilmu pengetahuan dari pengetahuan yang masih bersifat pra
ilmiah yang dilakukan secara sistematis dan mengikuti asas pengaturan prosedur
tekhnik normatif, sehingga memenuhi persyaratan kesahihan atau kekhususan
keilmuan yang lazim juga disebut validitas ilmiah yang secara ilmiah dapat
dipertanggung jawabkan.
Dengan
berdasarkan pengertian-pengertian para ahli di atas, maka metode ilmiah
merupakan prosedur yang mencakup tindakan pikiran, pola kerja secara teknis,
dan tata langkah untuk memperoleh pangetahuan atau mengembangkan pengetahuan secara ilmiah yang memiliki kesahan
ilmiah, memenuhi validitas ilmiah atau secara ilmiah dapat dipertanggung
jawabkan sehingga pengetahuan tersebut dapat diandalakan dan dimanfaatkan bagi
kehidupan manusia.
Metode
ilmiah ini pada dasarnya adalah sama bagi semua disiplin keilmuan yang termasuk
dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu–ilmu sosial. Bilapun terdapat perbedaan dalam
kedua kelompok keilmuan ini maka perbedaan tersebut sekedar terletak pada
aspek-aspek tekniknya dam bukan pada struktur berpikir atau aspek
metodologinya.
2.
Karakteristik Metode Ilmiah
Sebelum
membahas bagaimana karakteristik metode ilmiah, ada baiknya kita mengetahui
dulu sikap ilmiah yang semestinya dimiliki oleh setiap penelitian dan ilmuwan,
karena metode ilmiah selalu didasari oleh sikap ilmiah (http://Metode_ilmiah.com) Adapun sikap
ilmiah yang dimaksud adalah :
a. Rasa ingin tahu
b. Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian
dan tidak mengada-ada)
c. Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak
dipengaruhi oleh perasaan pribadi)
d.
Tekun (tidak putus asa)
e. Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan
kesalahan)
f. Terbuka (mau menerima pendapat yang benar
dari orang lain
Secara khusus metode ilmiah berkaitan dengan
metodologi dengan rancangan tata-fikir apa yang benar dan dapat dipergunakan
sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan,
(Abdul Munir Mulkhan, 1994, hlm. 53). Karenanya metode ilmiah memiliki
karakteristis tersendiri sebagai jalan mencari tahu serta permasalahan
metolodogi yang berhubungan dengan tahapan-tahapan tindakan penelitian dalam
rangka mendapatkan ilmu.
Menurut
Abdurrahman
Fathoni (2006) Ada enam karakteristik metode ilmiah yaitu: (a) Berdasarkan fakta, (b) Pertimbangan objektif, (c) Asas analitik,
(d) Sifat kuantitatif, (e) Logika dedukatif/hipotetik, (f) Logika induktif
generalisasi.
Sedangkan
menurut A. Nashrudin dalam (http:// Karakteristik_metodeilmiah.com) juga
menyebutkan ada 6 karakteristik metode ilmiah yang meliputi
a. Berdasarkan Fakta
b. Bebas dari Prasangka
c. Menggunakan Prinsip Analisa
d. Menggunakan Hipotesa
e. Menggunakan Ukuran Obyektif
f. Menggunakan
Teknik Kuantifikasi (http://metode_ilmiah.com)
Dari
beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan setidaknya ada empat karakteristik
metode ilmiah yaitu sistematik, logis, empirik, dan replikatif, setidaknya ke
empat karakteristik ini sudah merangkum karakteristik yang diungkapkan oleh
para ahli di atas, dan dari karakteristik ini kita dapat mengetahui apa yang
dinamakan metode ilmiah. Lebih lanjut karakteristik metode ilmiah ini adalah :
a. Sistematik.
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai
pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
b. Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat
diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus
berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika.
Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik
kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif
yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari
pernyataan yang bersifat umum.
c. Empirik.
Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta
aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui
hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
d. Replikatif. Artinya suatu penelitian
yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus
memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi
yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan
definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
3.
Langkah-langkah Metode Ilmiah
Suatu
pengetahuan dapat disebut sebagai pengetahuan ilmiah bila didukung dua komponen
yaitu konteks penemuan (context of
discovery) dan konteks justifikasi (context of justification) yang memberikan justifikasi dalam
penemuan tersebut (Jujun S. Suriasumantri,2007 dalam http://Metode_ilmiah.com).
Dalam
metode penemuan pengetahuan ilmiah yang didahulukan adalah konteks penemuan
yang merupakan hasil induksi dari pengamatan. Konteks justifikasi diberikan
kemudian, yaitu berupa deduksi dari pengetahuan yang ditemukan, yang
selanjutnya diverifikasi secara empirik untuk mendapatkan temuan yang ilmiah
maka langkah penemuan harus ilmiah atau menggunakan metode ilmiah.
Metode ilmiah penting bukan saja dalam proses penemuan pengetahuan umum terlebih lagi
dalam mengkomunikasikan penemuan ilmiah tersebut kepada masyarakat. Alur pikir
yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah yang
mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah. Kerangka berpikir ilmiah yang
berintikan proses logico-hypo-thetico-verifikasi pada
dasarnya terdiri dari langkah langkah tertentu.
Menurut Sutrisno dan Rita Hanafi
(2007:157) ada enam langkah-langkah sistematis keilmuan yaitu : (a) Mencari,
merumuskan dan mengidentifikasi masalah, (b) Menyusun kerangka berfikir, (c) Merumuskan
hipotesis secara empirik, (d) Melakukan perubahan, (e) Menguji hipotesis secara
empirik, (f) Menarik kesimpulan.
Menurut Suryadi Subrata (1983:66) langkah-langkah
penelitian sebagai berikut:
a. Identifikasi, pemilihan dan perumusan
masalah
b. Penelaahan kepustakaan
c. Penyusunan hipotesis
d. Identifikasi, klasifikasi dan pemberian
definisi operasional variabel-variabel
e. Pemilihan atau pengembangan alat pengambil
data
f. Penyususnan rancangan penelitian
g. Penentuan sampel
h. Pengumpulan data
i.
Peneglolaan
dan analisis data
j.
Interpretasi
hasil data
k. Penyususnan laporan
Namun
menurut Abdurahman Fathoni (2006:71) langkah metode ilmiah ada lima, yang
meliputi : (a) Penetapan masalah, (b) Penyusunan kerangka berpikir dan
premis-premis, (c) Perumusan hipotesis, (d) Pengujian hipotesis, (e) Penarikan
hipotesis.
Dalam melaksanakan penelitian secara
ilmiah. Abclson (1933)
memberikan langkah-langkah berikut:
a. Tentukan judul. Judul dinyatakan secara
singkat
b. Pemilihan masalah. Dalam pemilihan ini
harus:
1) Nyatakan apa yang disarankan oleh judul.
2) Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut.
3) Sebutkan ruang lingkup penelitian.
c. Pemecahan masalah. Dalam pemecahkan
masalah harus diikuti hal-hal berikut:
1) Analisa harus logis.
2) Prosedur penelitian yang digunakan harus
dinyatakan secara singkat.
3) Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan
khas yang diperlukan.
4) Harus dinyatakan bagaimana set dari data
diperoleh termasuk referensi yang digunakan.
5) Tunjukkan cara data diolah sampai
mempunyai arti dalam memecahkan masalah.
6) Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta
hubungannya dalam berbagai fase penelitian.
d.
Kesimpulan
e.
Berikan
studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan yang berhubungan dengan masalah.
Nyatakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat
dan berikan referensi biografi yang mungkin ada manfaatnya scbagai model dalam
memecahkan masalah.
Sementara Schluter (1926) secara lengakap memberikan 15 langkah dalam melaksanakan
penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Pemilihan bidang, topik atau judul
penelitian.
b. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan
masalah-masalah yang ingin dipecahkan.
c. Membangun sebuah biografi.
d. Memformulasikan dan mendefinisikan
masalah.
e.
Membeda-bedakan dan membuat
out-line dari unsur-unsur permasalahan.
f.
Mengklasifikasikan unsur-unsur
dalam masalah menurut hubungannya dengan data atau bukti, baik langsung ataupun
tidak langsung.
g.
Menentukan data atau bukti mana
yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.
h. Menentukan apakah data atau bukti yang
dipertukan tersedia atau tidak.
i.
Menguji
untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
j.
Mengumpulkan
data dan keterangan yang diperlukan.
k. Mengatur data secara sistematis untuk
dianalisa.
l.
Menganalisa
data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
m. Mengatur data untuk persentase dan
penampilan.
n. Menggunakan citasi, referensi dan footnote
(catatan kaki).
o. Menulis laporan penelitian (http;//karakteristik_metodeilmiah.com).
Sedangkan menurut Jujun S Suriasumantri
kerangka berfikir ilmiah yang berintikan proses logico_hypothetico_verifikasi
ini pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :
a. Perumusan masalah
b. Penyusunan kerangka berfikir dalam
pengajuan hipotesis
c. Perumusan hipotesis
d. Pengujian hipotesis
e. Penarikan kesimpulan ( Jujun S Surya Sumantri,2003:127).
Sementara menurut Mardalis dalam melakukan
penelitian seseorang dituntut untuk mengetahui dan menerapkan ciri-ciri atau
prinsip-prinsip seperti berikut:
a. Penelitian perlu dirancang dan diarahkan
guna memecahkan suatu masalah tertentu yang pada akhir penelitian hasilnya
dapat menjawab maslah tersebut.
b. Penelitian tekananya untuk mengembangkan
generalisasi, prinsip-prinsip, serta teori-teori, dengan demikian hasilnya
mempunyai nilai deskripsi dan prediksi. Dalam hubungan ini, penemuannya
terfokus pada suatu objek, kelompok atau situasi tertentu dan spesifik.
c. Berangkat dan bermula pada masalah atau
objek yang diteliti/diobservasi. Prosedur penelitian tidak dapat digunakan
untuk menjawab masalh yang tidak bisa diobservasi dan tidak mempunyai bukti empiris.
d. Penelitian memerlukan observasi dan
deskripsi yang akurat, untuk itu peneliti menggunakan kuantifikasi serta
berbagai alat ukur/perhitungan dan deskripsinyang cermat ( Mardalis,2004:24)
Dari pedoman beberapa ahli di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa penelitian dengan menggunakan metode ilmiah sekurang-kurangnya
ada tujuh langkah yang harus dilakukan meliputi (a) merumuskan serta
mengidentifikasai masalah, (b) mengadakan studi kepustakaan, (c) perumusan
hipotesis, (d) pengumpulan data, (e) pengujian hipotesis, (f) penarikan
kesimpulan, (g) membuat laporan ilmiah. Penjelasan lebih lanjut adalah :
a. Merumuskan serta mengidefinisikan masalah
Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika kita
tertarik pada sesuatu hal. Ketertarikan ini karena manusia memiliki sifat
perhatian. Pada saat kita tertarik pada sesuatu, sering timbul pertanyaan dalam
pikiran kita. Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang
akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan
alternatif cara untuk memecahkan masalah tersebut. Perumusan masalah juga
berarti pertanyaan mengenai suatu objek serta dapat diketahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan objek tersebut. Kemudian Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang
terdapat dalam masalah misalnya masalah yang dipilih adalah Bagaimana pengaruh
mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh? Berikan definisi tentang usaha tani, tentang
mekanisasi, pada musim apa. dan sebagainya.
b. Mengadakan studi kepustakaan
Setelah
masalah dirumuskan, langkah kedua yang dilakukan dalam mencari data yang
tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan
masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat
dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi
keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.
c. Perumusan hipotesis,
Langkah
ketiga merumuskan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang
diajukan yang materinya merupakan simpulan dari kerangka berpikir yang
dikembangkan.
d. Pengumpulan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji
hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji
hipotesa perlu dikumpulkan. Bergantung dari masalah yang dipilih serta metode penelitian yang akan digunakan.
teknik pengumpulan data akan berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode
percobaan. misalnya. data diperoleh dan plot-plot percobaan yang dibuat sendiri oleh peneliti. Pada metode sejarah ataupun survei
normal, data diperoleh dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada responden. baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questioner
Ada kalanya data adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku manusia di
mana peneliti secara partisipatif berada dalam kelompok orang-orang yang diteliti.
e. Pengujian hipotesis
Pengujian
hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat diperoleh dengan
berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau eksperimen. Percobaan yang
dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk memudahkan dalam penarikan
kesimpulan.
Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis.
Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis.
f. Penarikan kesimpulan
Langkah
ke enam adalah penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis
yang diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya dalam proses pengujian
terdapat fakta yang cukup untuk mendukung hipotesis, maka hipotesis itu
diterima. Sebaliknya, jika dalam proses pengujian tidak terdapat fakta yang
cukup mendukung hipotesis, maka hipotesis itu ditolak. Hipotesis yang diterima
kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah, sebab telah memenuhi
persyaratan keilmuan yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan
pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebenarannya. Pengertian
kebenaran di sini harus ditafsirkan secara pragmatis, yang berarti bahwa sampai
saat ini belum terdapat fakta yang menyatakan sebaliknya.
g. Membuat laporan ilmiah
Langkah terakhir dari suatu
penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang
diperoleh dari penelitian tersebut. Laporan ini berguna agar apa yang kita
teliti itu dapat dikatahui dan di akui oleh orang lain sebagai hasil penelitian
kita selain itu berfungsi sebagai alat menyampaikanperkembangan ilmu yang
merupakan hasil penelitian kita kepada masyarakat luas.
Keseluruhan
langkah ini harus ditempuh agar suatu penelaahan dapat disebut ilmiah. Meskipun
langkah-langkah ini secara konseptual tersusun dalam urutan yang teratur, yaitu
langkah yang satu merupakan landasan bagi langkah berikutnya, namun dalam
prakteknya sering terjadi lompatan-lompatan. Hubungan antara langkah yang satu
dengan langkah yang lainnya tidak terkai secara statis melainkan bersifat
dinamis dengan proses pengkajian ilmiah yang tidak semata-mata mengandalkan
penalaran melainkan juga imajinasi dan kreativitas. Sering terjadi bahwa
langkah yang satu bukan merupakan landasan bagi langkah yang berikutnya namun
sekaligus merupakan landasan koreksi bagi langkah yang lain. Dengan jalan ini
diharapkan diprosesnya pengetahuan yang bersifat konsisten dengan
pengetahuan-pengetahuan sebelumnya serta teruji kebenarannya secara empiris.
C.
Kesimpulan
Metode ilmiah
merupakan prosedur yang mencakup tindakan pikiran, pola kerja secara teknis,
dan tata langkah untuk memperoleh pangetahuan atau mengembangkan pengetahuan secara ilmiah yang memiliki kesahan
ilmiah, memenuhi validitas ilmiah atau secara ilmiah dapat dipertanggung
jawabkan sehingga pengetahuan tersebut dapat diandalakan dan dimanfaatkan bagi
kehidupan manusia.
Sekurangnya
ada empat karakteristik metode ilmiah yaitu sistematik, logis, empirik, dan
replikatif. Penelitian dengan menggunakan metode ilmiah sekurang-kurangnya ada
tujuh langkah yang harus dilakukan meliputi (a) merumuskan serta
mengidentifikasai masalah, (b) mengadakan studi kepustakaan, (c) perumusan
hipotesis, (d) pengumpulan data, (e) pengujian hipotesis, (f) penarikan
kesimpulan, (g) membuat laporan ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Annur
Saipul. 2008. Metodologi Penelitan Pendidikan. Palembang : Grafindo Teindo Press.
Bakhtiar Amsal.
2004. Filsafat Ilmu. Jakarta:
Rajagrapindo Persada.
Fathoni
Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi,
Jakarta: Rineka Cipta.
http://karakteristik_metodeilmiah.com
Mardalis. 2004.
Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara
Marhijanto,
Bambang. 1999. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. Surabaya:
Terbit Terang.
Narbuko
Cholid, Abu Ahmadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara
Surajio.
2007. Filsafat Ilmu dan
Perkembangan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Soetriono,
Rita Hanafie. 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset
Suriasumantri
Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harahap.
Suryabrata
Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Rajawali
Peuresen
C. A. Van dierjemahkn oleh J. Drost. Seri filsafat ATMA JAYA :3, Susunan
Ilmu Pengeahuan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Tasir
Ahmad. 1995. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Hehe, ketemuu..
BalasHapusIbu, izin ngutip tulisan ibu yo, untuk nambah referensi filsafat ilmu
Syukron ibu sebelumnyo ^^
askum bu ngutip ya bu boleh ya bu buat tugas bu
BalasHapus