A. Pendahuluan
Islam
sebagai agama dan peradaban mengawali perannya di tingkat dunia (berawal)
dengan kehidupan dan karir Muhammad ibn Abdullah (570-632) di arab barat.
Setelah wafat, sejumlah pengganti yang disebut khalifah mengklaim memiliki
otoritas politik atas masyarakat muslim. Selama masa khalifaan Islam berkembang
menjadi tradisi agama dan peradaban penting dunia. Namun demikian pandangan
historis tentang kemunculan Islam dan perkembangan awalnya menuntut bahwa
proses ini hendaknu\ya dikaitkan dengan latar belakang budaya masyarakat arab
abad ke 6.( Jhon L Esposito,2004:1).
Tantangan
pertama yang paling mendasar adalah memecahkan pertanyaan : apakah umat Islam
hendaknya membentuk suatu pemerintahan tunggal di bawah satu pimpinan bahkan
setelah muhammad wafat, atau apakah mereka mesti menjadi nmasyarakat yang
terpisah, masing-masing dipimpin oleh pemimpin politiknya sendiri ? pada
akhirnya umat Islam memilih sahabat-sahabat Nabi Muhammad sebagai khalifah
(penggantinya).
Dari
paparan di atas, makalah ini membahas kemajuan Islam pasca meninggalnya nabi
Muhammad sebagai Khalifah/pemimpin negara, dan menyampaikan dakwah Islam, serta
bergantinya sistem pemereintahan setelah Khaulafa Ar-Rasyidin.
B. Pembahasan
1. Kejayaan
Islam Pada Masa Khalifah Rasyidin
Nabi
Muhammad Saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal 11 H/8 Juni 632 M dan tidak
meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan mengganti beliau sebagai pemimpin umat Islam. Agaknya
masalah kepemimpinan setelah beliau meninggal menjadi hak mutlak kaum muslimin
untuk menentukannya melalui musyawarah diantara mereka yang telah lama
menyertai nabi dalam perjuangan menegakkan Islam. Karena itulah tidak lama
setelah beliau wafat, belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh
muhajirin dan Anshar berkumpul di balai kota Bani Sa’idah, Madinah. Mereka
bermusyawarah siapa yang akan menjadi pemimpin sebagai sepeninggal Nabi
Muhammad. Akhirnya Abu Bakar terpilih untuk melanjutkan tugas-tugas sebagai
pemimpin agama dan kepala pemerintahan. Dengan ini maka dimulailah masa
khalifah rasyidin yang dimulai dari masa Abu Bakar, Umar Ibn Khattab, Usman Ibn
Affan, dan Ali ibn Abi Tahlib.
a. Masa
Pemerintahan Abu Bakar (11-13 H/ 632-634M)
Dahulu
nama aslinya adalah Abdus Syam, tetapi setelah masuk Islam namanya diganti
Rasullah Menjadi Abu Bakar. Gelar Ash-Shiddiq (orang yang terpercaya) diberikan
padanya karena dia orang pertama mengakui peristiwa Isra’Mi’raj.
Abu bakar menjadi Khalifah hanya dua tahun.
Bentuk kekuasaan yang dijalankan pada masa khalifah Abu bakar sama pada masa
Rasul bersifat sentral : kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif
terpusat pada khalifah.(Hatamar Rasyid,2005:52). Selain menjalankan
pemerinytahan kaliah juga menjalankan roda hukum, meskipun demikian Abu Bakar
selalu mengadakan musyawarah bersama-sama sahabat besarnya untuk memecahkan
permasalahan yang ada.
Pada
Masa abu Bakar beliau memperioritaskan pemerintahan pada perbaikan dalam negeri
terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau
tunduk lagi kepada pemerintahan Madinah. Mereka menganggap perjanjian/peraturan
yang dibuat pada masa Nabi Muhammad, dengan sendirinya batal setelah nabi
wafat. Lalu sebagian kecil umat Islam menolak membayar zakat, karena zakat
sebagai tanda ketundukan mereka kepada Muhammad. Selain itu timbulnya nabi-nabi palsu seperti : Musailamatul
kazzab, Al-Aswad Al Al-Alamin di Yaman, dan Thulaihah ibn Khuwalid karena sikap
keras mereka kepala dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan
pemerintahan, Abu Bakar menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut Perang Riddah(perang melawan
kemurtadan). (Badri Yatim,1998:37)
Pada masa
Abu bakar,Umar mengusulkan untuk membukukan al-Qur’an yang masa itu masih
merupakan catatan-catatan lepas dan hafalan-hafalan pribadi para sahabat. Umar
menghawatirkan keutuhan al-Qur’an karena banyknya Hufadz yang mati syahid.
Setelah
menyelesaikan stabilitas dalam negeri kemudian Abu Bakar mengirim kekeuatan
keluar Arabia. Khalid ibn Walid dikirim ke Irak dan dapat menguasai al-Hirah di
tahun 634 M. Ke Syiria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat jendral yaitu:
Abu Ubardah, Amr Ibn ash, Yazid Ibn Abi Sufyan dan Syurahbil. Sebelumnya
pasukan dipimpin oleh Usman yang berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentara
ini, Khalid Ibn Walid diperintahkan meninggalkan Irak, dan melalui gurun pasir
yang jarang dijalani. Ia sampai ke Syiria. Abu Bakar meninggal dunia, sementara
barisan depan pasukan Islam sedang mengancam Palestina, Irak, dan kerajaan Hirah,
ia digantikan tangan kananya Umar bin Khattab.
b. Masa
Pemerintahan Umar Ibn Khattab (13-23/634-644)
Ketika
Abu Bakar jatuh sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah dengan
para pemuka sahabat kemudian mengagkat
Umar sebagai penggantinya dengan maksud mencegah perselisihan dan perpecahan di
kalangan umat Islam.
Pada
masa Umar, beliau gencar melakukan ekspansi-ekspansi daerah kekuasaan.
Penakulukan di ibukota Syiria, Damaskus, Mesir, Al-Qasidiyah, Persia, Mesir. Dengan
ekspansi yang cepat umar mulai mengatur administrasi negara, lalu dibentuk
administrasi pemerintahan di atur menjadi delapan wilayah propinsi yakni
Mekkah, Madinah, Syiria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina dan Mesir.beberapa
departemen yang dianggap perlu didirikan: (Hatamar Rasyid,2005: 55-56)
1) Diwan
Al-Kharaj/Bait al-Maal
Yang mengatur dan menertibkan
keuangan negara, antara lain menelolah gaji, zakat, al-jizyah, al’-usyur,
al-ghanimah dan al-kharaj (pajak tanah).
2) Diwan
al-Qadla
Departemen kehakiman, pengadilan
didirikan dalam rangka memisahkan lembaga Yudikatif dengan lembaga Eksekutif.
3) Diwan
al-Jundiy (Diwan al-Harby)
Badan pertahanan dan keamanan
disusun angkatan bersenjata yang dilengkapi dengan asrama, latihan militer,
sistem kepangkatan, gaji, persenjataan dan lain-lain.
4) Dalam
bidang tata negara dibentuk
a) Al-Wizaraat,
sama dengan mentri zaman, Umar menunjuk Usman sebagai pembantunya untuk
mengurus pemerintahan umum dan kesejahteraan dan Ali unruk mengurus bidang
kehakiman, administrasi dan tawanan perang.
b) Al-Kitabaat,
Umar mengangkat Zaid Ibn Tsabit dan Abdullah Ibn Arqom menjadi sekretaris untuk
menjelaskan urusan-urusan penting. Demikian pula jawatan pekerjaan umum. Umar
juga menempa mata Uang dan menciptakan tahun Hijriyah.
5) Dalam
bidang pengetahuan
Memerintahkan Ali Ibn Abi
Thalib untuk membentuk dasar-dasar tata bahasa Arab, supaya terhindar dari
kesalahan memahami Al-Qur’an dan Hadits.
Umar
memerintah selama sepuluh tahun. Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Dia
dibunuh oleh seorang budak dari persia bernama AbuLu’lu’ah. Untuk
menggantikannya dia menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada mereka untuk
memilih seseorang menjadi khalifah. Enam orang tersebut adalah Usman, Ali,
Thalhah, Zubair, Saad Ibn Abi Waqqas, dan Abdurahman Ibn A’uf. Setelah umar
wafat, tim ini bermusyawarah dan berhasil menunjuk Usman sebagai Khalifah.
(HatamarRasyid,2005 :57).
c. Masa
Pemerintahan Usman Ibn Affan (23-35/664-656)
Dia
bernama Usman Ibn Affan Ibn Abil Ash Ibn Umayyah, sebelum dan masuk Islam dia
adalah seorang saudagar kaya yang dermawan bersifat lemah lembut. Dimasa pemerintahan Usman ekspansi dilakukan
ke daerah Armenia, Tunisia, Typus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia
dan Transoxania. Selain itu pada masa pemerinyahan Usman dibuat bendungan air
selain mengatasi banjir juga untuk perairan di kota-kota, membangun
jalan-jalan, jembatan, mesjid-mesjid, memperluas masjid Nabi di Madinah. Dan
sebuah karya monumental pada masanya adalah selesainya kondifikasi al-Qur’an
dan termasuk mushaf al-Qur’an yang dikenal “Mushaf Usmani”. (Badri
Yatim,1998:40)
Salah satu
faktor yang menyebabkan banyak rakyat kecewa terhadap kepemimpinan Usman adalah
kebijakan mengangkat keluarganya dalam kedudukan yang tinggi di pemerintahan an
menghadiahkan harta kepada keluarganya. Banyak keluarga yang memiliki kedudukan
membuat umar tidak tegas menindak lanjuti kesalahan bawahannya.
Pemerintahan
Usman memang berbeda dengan kepemimpinan Umar ini mungkin karena umurnya yang
telah lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang lemah lembut.
Akhirnya pada tahun 35 H/665 M, usman dibunuh oleh kaum pemberontak yang
terdiri dari orang-orang yang kecewa akan pemerintahanya. Setelah Usman wafat,
masyarakat beramai-ramai membaiat Ali Ibn Abi Thalib sebagai penggantinya.
d. Masa
Pemerintahan Ali Ibn Abi Thalib (35-40 H / 656-661 M)
Ali Ibn
Abi Tahlib Ibn Abdul Muthalib, putra paman Rasul dan suami dari Fatimah (Putri
Rasul), pada masa pemerintahanya ia menghadapi berbagai konflik di dalam negri,
setelah di angkat sebagai khalifah Ali memecat para gubernur yang diangkat oleh
Usman. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan yang terjadi karena
keteledoran mereka. Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Usman
kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatanya kepada negara dan memakai
sistem distribusi pajak tahunan di antara orang-orang Islam sebagaiman pernah
diterapkan Umar. Tidak lama setelah itu, Ali Ibn Abi Thalib menghadapi
pemberontakan Thalhah, Zubair, dan Aisyah. Alasan mereka, Ali tidak mau
menghukum para pembunuh Usman, dan
mereka menuntut bela darah terhadap Usman yang telah ditumpahkan secara
zalim. Perang dahsyat pun berkobar. Perang ini dikenal dengan nama “perang
Jamal (Unta)” karena Aisyah dalam pertempuran menunggang unta.Bersamaan dengan
itu, kebijaksanaan-kebijaksanaan Alinjuga mengakibatkan timbulnya perlawanan
dari gubernur di Damaskus, Muawiyah, yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat
tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan.
Di
ujung pemerintahan Ali umat Islam terpecah menjadi tiga golongan yakni
Muawiyyah, Syiah (pengikut Ali), dan al-Khawarij (orang-orang yang keluar dari
barisan Ali). Keadaan ini tidak menguntungkan Ali. Pada tanggal 20 Ramadhan 40
H (660 M) Ali terbunuh oleh seseorang anggota khawarij.(Hatamar Rasyid,2005:60)
Kedudukan
Ali sebagai khalifah diganti anaknya Hasan selama beberapa bulan. Namun karena
Hasan lemah, sementara Muawiyyah semakin kuat, maka hasan membuat perjanjian
damai. Perjanjian ini dapat mempersatukan umat Islam kembali dalam satu
kepemimpinan politik, dibawah Muawiyyah Ibn Abu Sufyan. Dengan demikian
berakhirlah masa Khulafaur Rasyidin, dan dimulainya kekuasaan Bani Umayyah.
Mulai
dari masa Abu bakar sampai kepada Ali dinamakan periode Khulafaur Rasyidin.
Para khalifahnya disebut al-khulafa’ al-rasyidun, (khlifah-khalifah yang
mendapat petunjuk). Ciri masa ini adalah para khalifah betul-betul menurut
teladan bagi. Mereka dipilih melelui proses musyawarah, yang dalam istilah
sekarang disebut demokratis. Setelah periode ini pemerintahan islam berbentuk kerajaan.
Kekuasaan di wariskan secara turunmenurun. Selain itu, seorang khalifah seorang
khlifah pada masa khlifah rasyidin, tidak pernah bertindak sendiri ketika
negara menghadapi kesulitan, mereka selalu bermusyawarah dengan
pembesar-pembesar yang lain.
2. Kejayaan
Islam Pada Masa Umayyah
Kerajaan
Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 41 H/661 M di
Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132H/750 M. Muawiyah bin Abu sufyan
adalah seorang politisi handal di mana pengalaman politiknya sebagai gubernur
Syam pada masa khalifah Utsman bin Affan cukup mengantar dirinya mampu
mengambil alih kekuasaan dari gegaman keluarga Ali bin Abi Thalib.Tepatnya
setelah Husein putra Ali bin Thalib dapat dikalahkan oleh Umayyah dan mencapai
puncaknya di zaman Al -Walid.
Memasuki
masa kekuasaan muawiyyah yang menjadi awal kekuasaan bani umayyah, yang
bersifat demokrasi berubah menjadi monarki heredetis ( kerajaan turun temurun).
Kekhalifahan muawiyah diperoleh melalui
kekerasan, diplomasi, dan tipu daya , tidak dengan pemilihan. Kekuasaan bani
Umayyah berumur kurang lebih sembilan puluh tahun. Ibu kota negara dipindahkan
oleh muawiyah dari madinah ke Damaskus, tempat ia berkuasa sebagai gubernur
sebelumnya. Para khalifah yang memerintah selama 90 tahun itu berjumlah 14
orang, mereka adalah :
1) Muawiyah
(I) ibn Abu Sufyan (41-60 H/661-680 M)
2) Yazid
(I) ibn Mu’awiyyah (60-63 H/630-683 M)
3) Mu’awiyyah
(II) ibn Yazid I (63-64 H/683-684 M)
4) Marwan
(I) ibn Hakam (64-65 H/684-685 M)
5) Abdul
Malik ibn Marwan (65-86 H/685-705 M)
6) Al-Wahid
(I) ibn Abdul Malik (86-96 H/705-715 M)
7) Sulayman
ibn Abdul Malik ( 96-99 H/715-717 M)
8) Umar
ibn Abdul Aziz ibn Marwan (99-101 H/717-719 M)
9) Yazid
(II) ibn Abdul Malik (101-105 H/719-729 M)
10) Hisyam
ibn Abdul Malik (105-125 H/724-744 M)
11) Al-Walid
(II) ibn Yazid Abdul Malik (125-126 H/744-745 M)
12) Yazid
(III) ibn al-wahid I ibn Abdul Malik (126-126 H)
13) Ibrahim
ibn al wahid I ibn Abdul Malik
14) Marwan
(II) ibn Muhammad ibn Marwan ibn Hakam (126-132 H). (Hatamar Rasyid,2005:67-68)
Adapun
lima khalifah besar pada dinasti Bani Umayyah :Mu’awiyah ibn abu sufyan, Abdul
Malik ibn Marwan, Al-Walid ibn Abdul Malik, Umar ibn Abdul Aziz, Hisyam ibn
Abdul Malik
Dalam
kerajaan ini terdapat satu kekuasaan yang mengembangkan agama, ilmu
pengetahuan, kesenian dan perperangan.Dengan sendirinya kerajaan Islam tambah
luas dan semangkin banyak pula orang yang menganut Islam dengan keinginan
sendiri tanpa paksaan. Kerajaan Umayyah ini telah memperluaskan sayapnya
ketengah Asia sampai ke negeri cina dan merayat pula ke Afrika Utara, terus ke
Andalusia.
Usaha merintis jalan hidup Islam yang disesuaikan dengan kemajuan alamiyah di dalam satu kesenian campuran yang menjadi keistimewaan sejarah kebudayaan Islam adalah merupakan keistimewaaan kerajaan Bani Umayyah misalnya Masjid Amawi (Al- Jami'ul Amawy) di Damaskus yang didirikan oleh Al-Walid bin Abdul Malik (86-96 H/705-715) antara tahun 88 dan 96 H yang berarti dalam masa delapan tahun lamanya dengan biaya sangat besar dan tenaga yang sangat besar dan tenaga yang tidak sedikit.
Masa pemerintahan Bani Umayyah dikenal sebagai suatu era agresif, karena banyak kebijakan politiknya yang bertumpu kepada usaha perluasan wilayah dan penaklukan. Hanya dalam jangku waktu 90 tahun, banyak bangsa yang masuk kedalam kekuasaannya. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina Jazirah Arab, Iraq, Persia, Afganistan, Pakistan, Uzbekistan dan wilayah Afrika Utara sampai Spanyol.
Usaha merintis jalan hidup Islam yang disesuaikan dengan kemajuan alamiyah di dalam satu kesenian campuran yang menjadi keistimewaan sejarah kebudayaan Islam adalah merupakan keistimewaaan kerajaan Bani Umayyah misalnya Masjid Amawi (Al- Jami'ul Amawy) di Damaskus yang didirikan oleh Al-Walid bin Abdul Malik (86-96 H/705-715) antara tahun 88 dan 96 H yang berarti dalam masa delapan tahun lamanya dengan biaya sangat besar dan tenaga yang sangat besar dan tenaga yang tidak sedikit.
Masa pemerintahan Bani Umayyah dikenal sebagai suatu era agresif, karena banyak kebijakan politiknya yang bertumpu kepada usaha perluasan wilayah dan penaklukan. Hanya dalam jangku waktu 90 tahun, banyak bangsa yang masuk kedalam kekuasaannya. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina Jazirah Arab, Iraq, Persia, Afganistan, Pakistan, Uzbekistan dan wilayah Afrika Utara sampai Spanyol.
Namun
demikian, Bani Umayyah banyak berjasa dalam pembangunan berbagai bidang, baik
politik, sosial, kebudayaan, seni, maupun ekonomi dan militer, serta teknologi
komunikasi. Dalam bidang yang terakhir ini, Muawiyah mencetak uang, mendirikan
dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap
dengan peralatannya disepanjang jalan, beserta angkatan bersenjatanya yang
kuat.
Keberhasilan
Muawiyah mendiirikan Dinasti Umayyah bukan hanya akibat dari kemenangan
terbunuhnya Khalifah Ali, akan tetapi ia memiliki basis rasional yang solid
bagi landasan pembangunan politiknya dimasa depan. Adapun faktor keberhasilan
tersebut adalah:
1.
Dukungan yang kuat dari rakyat Syria dari keluarga Bani Umayyah.
2. Sebagai administrator, Muawiyah mampu berbuat secara bijak dalam menempatkan para pembantunya pada jabatan-jabatan penting.
2. Sebagai administrator, Muawiyah mampu berbuat secara bijak dalam menempatkan para pembantunya pada jabatan-jabatan penting.
3.
Muawiyah memiliki kemampuan yang lebih sebagai negarawan sejati, Muawiyah dapat
menguasai diri secara mutlak dan mengambil keputusan-keputusan yang menentukan,
meskipun ada tekanan dan intimidasi. (http:// dinasti Umayyah .com)
Walaupun
Muawiyah mengubah sistem pemerintahan dari musyawarah menjadi monarki. Namun
Dinasti ini tetap memakai gelar khalifah.Namun ia memberikan interprestasi baru
untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya "Khalifah Allah"
dalam pengertian "penguasa" yang diangkat Allah SWT, siapa yang
menentangnya adalah kafir. ( Sayid M Baqir Ash-Shadr,2001:13)
Dengan
kata lain pemerintahan Dinasti Bani Umayyah bercorak teokratis, yaitu penguasa
yang harus ditaati semata-mata karena imam. Seseorang selama menjadi mukmin
tidak boleh melawan khalifahnya, sekalipun ia beranggapan bahwa khalifah adalah
seseorang yang memusuhi agama Allah dan tindakan-tindakan khalifah tidak sesuai
dengan hukum-hukum syariah. Dengan demikian, meskipun pemimpin dinasti ini
menayatakan sebagai khalifah akan tetapi dalam prakteknya memimpin umat Islam
sama sekali berbeda dengan khalifah yang tepat sebelumnya, setelah Rasulullah.
Sekalipun masa kerajaan Umayyah ini banyak segi negatifnya, namun dari ilmiah, bahasa, sastra dan lainnya tetap menonjol dan mengambil kedudukan yang layak. Bangsa Arab adalah ahli syair dan para penggemarnya rakyat dan orang-orang kaya memberikan kedudukan khusus bagi para penyair itu dengan memberikan hadiah yang cukup besar dan memuaskan.
Sekalipun masa kerajaan Umayyah ini banyak segi negatifnya, namun dari ilmiah, bahasa, sastra dan lainnya tetap menonjol dan mengambil kedudukan yang layak. Bangsa Arab adalah ahli syair dan para penggemarnya rakyat dan orang-orang kaya memberikan kedudukan khusus bagi para penyair itu dengan memberikan hadiah yang cukup besar dan memuaskan.
Pada
masa Bani Umayyah berbagai bidang ilmu pengetahuan telah berkembang misalnya
ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu sejarah, disamping ilmu-ilmu lainnya. Kerajaan
Umayyah berdiri atas dasar kefanatikan Arab, hingga buku-buku sastra dan bahasa
Arab lebih banyak dari pada bidang-bidang lain, sekalipun cukup memadai. Hal
ini dapat dimengerti karena mereka lebih menonjolkan sejarah hidup mereka
sendiri dan lebih membanggakan kebangsaan Arab sedangkan warga kerajaan terdiri
dari segala keturunan bangsa.(Fuad Mohd.Facruddin,1985:46)
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan dinasti bani Umayyah menjadi lemah, yaitu:
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan pada aspek senioritas.
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan pada aspek senioritas.
2.
Latar belakang terbentuknya Dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari
konflik-konflik politik yang terjadi dimasa Ali.
3. Lemahnya
bani Umayyah yang disebabkan oleh adanya sikap hidup yang mewah dilingkungan
istana, sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup untuk memikul beban berat
kenegaraan saat mereka mewarisi kekuasaan.
4. Munculnya
kekuasaan baru yang dipelopori oleh keturunan Al-Abas Ibnu Al- Mutolib. (http:
dinasti umayyah.com)
3. Kejayaan
Islam Pada Masa Abbasiyah
Kerajaan
Abasiyah yang berkedudukan di Bagdad, merupakan satu kerajaan yang dinisabkan
kepada Abdul Abbas paman Rasulullah SAW.Kerajaan ini terdiri atas 37 raja yang
susul menyusul.Pada masa kerajaan ini, Islam mempunyai puncak kejayaannya
disegala bidang kehidupan dan merupakan satu kerajaan Islam yang paling panjang
umurnya menurut menurut pendapat mereka kerajaan ini adalah penerus dan
penyambung dari keluarga Rasulullah SAW.Setelah Rasulullah wafat, merekalah
yang berhak menerima warisan kekuasaan dalam pemerintahan sebab Abbas adalah
paman Rasulullah SAW dan berhak mewarisi Rasulullah SAW, mereka berpendapat,
bahwa yang berhak mendapat hak warisan adalah pihak keturunan lelaki sedangkan
wanita tidak berhak mendapatkannya.Umur kerajaan ini lima kali lipat dari umur
kerajaan Umayyah.Sebenarnya kerajaan Abasiyah ini pada mulanya merupakan satu
kekuatan yang dipimpin oleh Abdul Abbas As-Saffah (132-136 H/750 -754 M) yang
berkedudukan di Irak, supaya dengan Iran Persia yang berjasa dalam mendirikan
kerajaan iniKekuasaan dinasti Bani Abas atau kahlifah Abbasiyah adalah
melanjutkan kekuasaan dinasti bani Umayyah.
Pada
masa pemerintahan bani Abbas ini dibagi menjadi lima periode (http:dinasti
umayyah.com) yaitu :
a. Periode pertama ( 132 H /
750 M- 232 H/ 847 M) periode pengaruh persia satu.
b. periode kedua (232 H/ 847 M- 334 H /945 M) periode pengaruh turki satu.
c. Periode ketiga (344 H/945 M -447H /1055 M) periode pengaruh persia dua.
d. Periode keempat ( 447 H/ 1055 M- 590 H/1194 M) periode pengaruh turki kedua.
e. Periode kelima ( 590 H/ 1194 M- 656 H/1258 M) periode pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar kota Baghdad.
b. periode kedua (232 H/ 847 M- 334 H /945 M) periode pengaruh turki satu.
c. Periode ketiga (344 H/945 M -447H /1055 M) periode pengaruh persia dua.
d. Periode keempat ( 447 H/ 1055 M- 590 H/1194 M) periode pengaruh turki kedua.
e. Periode kelima ( 590 H/ 1194 M- 656 H/1258 M) periode pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar kota Baghdad.
Pada
periode pertama pemerintahan bani Abbas mencapai masa keemasannya ke makmuran
rakyat mencapai tingkat tinggi. Pada periode ini juga berhasil menyiapkan
landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam namun
setelah periode ini berakhir pemerintahan bani Abbas mulai menurun dalam bidang
politik meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang.Pada
pemerintahan bani Abbasiyah ini, berbeda dari daulau bani Umayyah, bahkan
Khalifah-khalifa Abbaslah memakai " gelar tahta". Dengan gelar ini
lebih populer dari nama yng sebenarnya.
Dalam bidang pendidikanpun sudah berkembang dan lembaga pendidikannya terdiri dari dua tingkat yaitu :
Dalam bidang pendidikanpun sudah berkembang dan lembaga pendidikannya terdiri dari dua tingkat yaitu :
a. Maktab atau kutup yaitu
lembaga pendidikan terendah tempat anak-anak mengenal pendidikan dasar.
b. Para pelajar yang ingin
memperdalam ilmunya pergi keluar daerah.
Pada masa pemerintahan, masing -masing memiliki berbagai kemajuan dari beberapa bidang, diantaranya bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial.Pada masing-masing bidang memiliki kelebihan dan kekurangan.
Pada masa pemerintahan, masing -masing memiliki berbagai kemajuan dari beberapa bidang, diantaranya bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial.Pada masing-masing bidang memiliki kelebihan dan kekurangan.
1). Bidang Politik
Walaupun
demikian, dalam priode banyak tantangan dan gerakan politik yang menggangu
stabitas, baik dari kalangan Abbas sendiri maupun dari luar.Gerakan-gerakan ini
seperti sisa -sisa Bani Umayyah dan kalangan intern Bani Abbas, revolusi al-khawarij
di Afrika Utara, gerakan Zindik di Persia, gerakan Syi'ah dan konflik antar
bangsa serta aliran pemikiran keagamaan, semuanya dapat dipadamkan.
2). Bidang Ekonomi
2). Bidang Ekonomi
Pada
masa al- Mahdi perekonomian mulai meningkat dengan peningkatan di sektor
pertanian, melalui irigasi dan peningkatan hasil pertambangan seperti perak,
emas, tembaga dan besi.Terkecuali itu dagang transit antara timur dan barat
juga banyak membawa kekayaan. Bahsrah menjadi pelabuhan yang penting.
3). Bidang Sosial
Popularitas
daulat Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khulifah Harun Al-Rasyid (786-809
M) dan puteranya Al-Ma'mun (813- 833 M).kekayaan yang banyak dimanfaatkan Harun
Al-Rasyid untuk keperluan sosial. Rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter dan
farmasi didirikan. Pada masanya sudah terdapat paling tidak 800 orang dokter.
Disamping itu pemandian-pemandian juga dibangun.Tingkat kemakmuran yang paling
tinggi terwujud pada zaman khalifah ini, kesjahteraan sosial, kesehatan,
pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta kesastaan berada pada zaman
keemasannya.
Pemerintah Bani Umayyah adalah pemerintahan yang memiliki wibawa yang besar sekali, meliputi wilayah yang amat luas, mulai dari negeri Sind dan berakhir di negeri Spanyol. Ia demikian kuatnya sehingga apabila seseorang menyaksikannya, pasti akan berpendapat bahwa usaha mengguncangkannya adalah sesuatu yang tidak mudah bagi siapapun. Namun jalan yang ditempuh oleh pemerintahan Bani Umayyah, meskipun ia dipatuhi oleh sejumlah besar manusia yang takluk kepada kekuasaannya, tidak sedikitpun memperoleh penghargaan dan simpati dalam hati mereka.Itulah sebabnya belum sampai berlalu satu abad dari kekuasaan mereka, kaum Bani Abbas berhasil menggulingkan singgasananya dan mencapakkannya dengan mudah sekali. Dan ketika singgasana itu terjatuh, demikian pula para rajanya, tidak seorangpun yang meneteskan air mata menangisi mereka.Adapun penyebab keberhasilan kaum penganjur berdirinya Khalifah Bani Abbas ialah karena mereka berhasil menyadarkan kaum muslimin pada umumnya, bahwa Bani Abbas adalah keluarga yang paling dekat kepada Nabi Muhammad SAW dan bahwasanya mereka akan mengamalkan al-Qur'an dan As-Sunnah Rasul SAW dan menegakkan syari'at Allah.
Pemerintah Bani Umayyah adalah pemerintahan yang memiliki wibawa yang besar sekali, meliputi wilayah yang amat luas, mulai dari negeri Sind dan berakhir di negeri Spanyol. Ia demikian kuatnya sehingga apabila seseorang menyaksikannya, pasti akan berpendapat bahwa usaha mengguncangkannya adalah sesuatu yang tidak mudah bagi siapapun. Namun jalan yang ditempuh oleh pemerintahan Bani Umayyah, meskipun ia dipatuhi oleh sejumlah besar manusia yang takluk kepada kekuasaannya, tidak sedikitpun memperoleh penghargaan dan simpati dalam hati mereka.Itulah sebabnya belum sampai berlalu satu abad dari kekuasaan mereka, kaum Bani Abbas berhasil menggulingkan singgasananya dan mencapakkannya dengan mudah sekali. Dan ketika singgasana itu terjatuh, demikian pula para rajanya, tidak seorangpun yang meneteskan air mata menangisi mereka.Adapun penyebab keberhasilan kaum penganjur berdirinya Khalifah Bani Abbas ialah karena mereka berhasil menyadarkan kaum muslimin pada umumnya, bahwa Bani Abbas adalah keluarga yang paling dekat kepada Nabi Muhammad SAW dan bahwasanya mereka akan mengamalkan al-Qur'an dan As-Sunnah Rasul SAW dan menegakkan syari'at Allah.
C. Kesimpulan
Dari keempat sahabat Rasul
tersebut yang menyandang gelar Khalifah masing-masing khalifah memiliki ciri
khas sendiri dalam memimpin, mereka dipilih secara demokrasi atas persetujuan
masyarakat muslim, dan para khulafa Rasyidin gemar melakukan musyawarah dalam
mengaturpemerintahan. Pada masa abu Bakar lebih prioritas pada pembenaran dalam
negeri dan memperluas ekspansi. Pada masa Umar bin Khatab banyak pembaharuan
yang dilakukan mulai dari pemilahan antara yudikatif dan eksekutif, pembangunan
kantor-kantor, menempa mata uang, dan memperluas ekspansi, pada masa Umar pun
memberlakukan pajak tahunan kepada umat Islam. Pada masa Usman banyak
kekecewaan masyarakat pada pemerintahannya, hal ini karena Usman mengangkat
keluaqrganya dalam kedudukan tinggi pemerintahan, sifatnya yang lemah lembut
membuat Usman tidak mampu bertindak tegas pada kesalahan-kesalahan yang
dilakukan keluarganya, Usman diangkat menjadi khalifah pada usia lanjut (70
tahun). Masa pemerintahannya usman membuat bendungan penaggulangan banjir dan
mengatur perairan kota, membangun jalan-jalan jembatan-jembatan, masjid,
pembukuan Al-Qur’an ( Mashab Usman) dan perluasan masjid Nabi di Madina. Pada
masa Ali bin abi Thalib banyak terjadi konflik, baik dari keluarga Usman yang
tidak setuju dengan di pecatnya gubernur-gubernur yang diangkat oleh usman,.
Penarikan kembali tanah yang di hadiahkan Usman. Adapun pemberontakan yang
dilakukan Talhah, Zubair, dan Aisyah menun tut atas ketegasan Ali memberi
hukuman kepada pembunuh Usman.dan terjadinya abitrase yang mengakibatkan perpecahan
umat islam menjadii tiga kekuatan politikn : Muawiyah, Syiah, dan Khawarij.
Romantisme sejarah
BalasHapussemoga mengembalikan kepercayaan diri umat Islam
amiin