Rabu, 08 Desember 2010

MASA KEMAJUAN ISLAM I : KEJAYAAN ISLAM DI MASA KHALIFAH RASYIDAH, UMAYYAH DAN ABBASIYAH

Disusun Oleh : Eka Yanuarti

A.     Pendahuluan
Islam sebagai agama dan peradaban mengawali perannya di tingkat dunia (berawal) dengan kehidupan dan karir Muhammad ibn Abdullah (570-632) di arab barat. Setelah wafat, sejumlah pengganti yang disebut khalifah mengklaim memiliki otoritas politik atas masyarakat muslim. Selama masa khalifaan Islam berkembang menjadi tradisi agama dan peradaban penting dunia. Namun demikian pandangan historis tentang kemunculan Islam dan perkembangan awalnya menuntut bahwa proses ini hendaknu\ya dikaitkan dengan latar belakang budaya masyarakat arab abad ke 6.( Jhon L Esposito,2004:1).
Tantangan pertama yang paling mendasar adalah memecahkan pertanyaan : apakah umat Islam hendaknya membentuk suatu pemerintahan tunggal di bawah satu pimpinan bahkan setelah muhammad wafat, atau apakah mereka mesti menjadi nmasyarakat yang terpisah, masing-masing dipimpin oleh pemimpin politiknya sendiri ? pada akhirnya umat Islam memilih sahabat-sahabat Nabi Muhammad sebagai khalifah (penggantinya).
Dari paparan di atas, makalah ini membahas kemajuan Islam pasca meninggalnya nabi Muhammad sebagai Khalifah/pemimpin negara, dan menyampaikan dakwah Islam, serta bergantinya sistem pemereintahan setelah Khaulafa Ar-Rasyidin.


B.     Pembahasan
1.      Kejayaan Islam Pada Masa Khalifah Rasyidin
Nabi Muhammad Saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal 11 H/8 Juni 632 M dan tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan mengganti  beliau sebagai pemimpin umat Islam. Agaknya masalah kepemimpinan setelah beliau meninggal menjadi hak mutlak kaum muslimin untuk menentukannya melalui musyawarah diantara mereka yang telah lama menyertai nabi dalam perjuangan menegakkan Islam. Karena itulah tidak lama setelah beliau wafat, belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh muhajirin dan Anshar berkumpul di balai kota Bani Sa’idah, Madinah. Mereka bermusyawarah siapa yang akan menjadi pemimpin sebagai sepeninggal Nabi Muhammad. Akhirnya Abu Bakar terpilih untuk melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan. Dengan ini maka dimulailah masa khalifah rasyidin yang dimulai dari masa Abu Bakar, Umar Ibn Khattab, Usman Ibn Affan, dan Ali ibn Abi Tahlib.
a.      Masa Pemerintahan Abu Bakar (11-13 H/ 632-634M)
Dahulu nama aslinya adalah Abdus Syam, tetapi setelah masuk Islam namanya diganti Rasullah Menjadi Abu Bakar. Gelar Ash-Shiddiq (orang yang terpercaya) diberikan padanya karena dia orang pertama mengakui peristiwa Isra’Mi’raj.
 Abu bakar menjadi Khalifah hanya dua tahun. Bentuk kekuasaan yang dijalankan pada masa khalifah Abu bakar sama pada masa Rasul bersifat sentral : kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat pada khalifah.(Hatamar Rasyid,2005:52). Selain menjalankan pemerinytahan kaliah juga menjalankan roda hukum, meskipun demikian Abu Bakar selalu mengadakan musyawarah bersama-sama sahabat besarnya untuk memecahkan permasalahan yang ada.
Pada Masa abu Bakar beliau memperioritaskan pemerintahan pada perbaikan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintahan Madinah. Mereka menganggap perjanjian/peraturan yang dibuat pada masa Nabi Muhammad, dengan sendirinya batal setelah nabi wafat. Lalu sebagian kecil umat Islam menolak membayar zakat, karena zakat sebagai tanda ketundukan mereka kepada Muhammad. Selain itu  timbulnya nabi-nabi palsu seperti : Musailamatul kazzab, Al-Aswad Al Al-Alamin di Yaman, dan Thulaihah ibn Khuwalid karena sikap keras mereka kepala dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan, Abu Bakar menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut Perang Riddah(perang melawan kemurtadan). (Badri Yatim,1998:37)
Pada masa Abu bakar,Umar mengusulkan untuk membukukan al-Qur’an yang masa itu masih merupakan catatan-catatan lepas dan hafalan-hafalan pribadi para sahabat. Umar menghawatirkan keutuhan al-Qur’an karena banyknya Hufadz yang mati syahid.
Setelah menyelesaikan stabilitas dalam negeri kemudian Abu Bakar mengirim kekeuatan keluar Arabia. Khalid ibn Walid dikirim ke Irak dan dapat menguasai al-Hirah di tahun 634 M. Ke Syiria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat jendral yaitu: Abu Ubardah, Amr Ibn ash, Yazid Ibn Abi Sufyan dan Syurahbil. Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usman yang berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid Ibn Walid diperintahkan meninggalkan Irak, dan melalui gurun pasir yang jarang dijalani. Ia sampai ke Syiria. Abu Bakar meninggal dunia, sementara barisan depan pasukan Islam sedang mengancam Palestina, Irak, dan kerajaan Hirah, ia digantikan tangan kananya Umar bin Khattab.


b.      Masa Pemerintahan Umar Ibn Khattab (13-23/634-644)
Ketika Abu Bakar jatuh sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah dengan para pemuka sahabat  kemudian mengagkat Umar sebagai penggantinya dengan maksud mencegah perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam.
Pada masa Umar, beliau gencar melakukan ekspansi-ekspansi daerah kekuasaan. Penakulukan di ibukota Syiria, Damaskus, Mesir, Al-Qasidiyah, Persia, Mesir. Dengan ekspansi yang cepat umar mulai mengatur administrasi negara, lalu dibentuk administrasi pemerintahan di atur menjadi delapan wilayah propinsi yakni Mekkah, Madinah, Syiria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina dan Mesir.beberapa departemen yang dianggap perlu didirikan: (Hatamar Rasyid,2005: 55-56)
1)      Diwan Al-Kharaj/Bait al-Maal
Yang mengatur dan menertibkan keuangan negara, antara lain menelolah gaji, zakat, al-jizyah, al’-usyur, al-ghanimah dan al-kharaj (pajak tanah).
2)      Diwan al-Qadla
Departemen kehakiman, pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga Yudikatif dengan lembaga Eksekutif.
3)      Diwan al-Jundiy (Diwan al-Harby)
Badan pertahanan dan keamanan disusun angkatan bersenjata yang dilengkapi dengan asrama, latihan militer, sistem kepangkatan, gaji, persenjataan dan lain-lain.
4)      Dalam bidang tata negara dibentuk
a)      Al-Wizaraat, sama dengan mentri zaman, Umar menunjuk Usman sebagai pembantunya untuk mengurus pemerintahan umum dan kesejahteraan dan Ali unruk mengurus bidang kehakiman, administrasi dan tawanan perang.
b)      Al-Kitabaat, Umar mengangkat Zaid Ibn Tsabit dan Abdullah Ibn Arqom menjadi sekretaris untuk menjelaskan urusan-urusan penting. Demikian pula jawatan pekerjaan umum. Umar juga menempa mata Uang dan menciptakan tahun Hijriyah.
5)      Dalam bidang pengetahuan
Memerintahkan Ali Ibn Abi Thalib untuk membentuk dasar-dasar tata bahasa Arab, supaya terhindar dari kesalahan memahami Al-Qur’an dan Hadits.
Umar memerintah selama sepuluh tahun. Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang budak dari persia bernama AbuLu’lu’ah. Untuk menggantikannya dia menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih seseorang menjadi khalifah. Enam orang tersebut adalah Usman, Ali, Thalhah, Zubair, Saad Ibn Abi Waqqas, dan Abdurahman Ibn A’uf. Setelah umar wafat, tim ini bermusyawarah dan berhasil menunjuk Usman sebagai Khalifah. (HatamarRasyid,2005 :57).
c.       Masa Pemerintahan Usman Ibn Affan (23-35/664-656)
Dia bernama Usman Ibn Affan Ibn Abil Ash Ibn Umayyah, sebelum dan masuk Islam dia adalah seorang saudagar kaya yang dermawan bersifat lemah lembut.  Dimasa pemerintahan Usman ekspansi dilakukan ke daerah Armenia, Tunisia, Typus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia dan Transoxania. Selain itu pada masa pemerinyahan Usman dibuat bendungan air selain mengatasi banjir juga untuk perairan di kota-kota, membangun jalan-jalan, jembatan, mesjid-mesjid, memperluas masjid Nabi di Madinah. Dan sebuah karya monumental pada masanya adalah selesainya kondifikasi al-Qur’an dan termasuk mushaf al-Qur’an yang dikenal “Mushaf Usmani”. (Badri Yatim,1998:40)
Salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat kecewa terhadap kepemimpinan Usman adalah kebijakan mengangkat keluarganya dalam kedudukan yang tinggi di pemerintahan an menghadiahkan harta kepada keluarganya. Banyak keluarga yang memiliki kedudukan membuat umar tidak tegas menindak lanjuti kesalahan bawahannya.
Pemerintahan Usman memang berbeda dengan kepemimpinan Umar ini mungkin karena umurnya yang telah lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang lemah lembut. Akhirnya pada tahun 35 H/665 M, usman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang kecewa akan pemerintahanya. Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali Ibn Abi Thalib sebagai penggantinya.

d.      Masa Pemerintahan Ali Ibn Abi Thalib (35-40 H / 656-661 M)
Ali Ibn Abi Tahlib Ibn Abdul Muthalib, putra paman Rasul dan suami dari Fatimah (Putri Rasul), pada masa pemerintahanya ia menghadapi berbagai konflik di dalam negri, setelah di angkat sebagai khalifah Ali memecat para gubernur yang diangkat oleh Usman. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan yang terjadi karena keteledoran mereka. Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatanya kepada negara dan memakai sistem distribusi pajak tahunan di antara orang-orang Islam sebagaiman pernah diterapkan Umar. Tidak lama setelah itu, Ali Ibn Abi Thalib menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair, dan Aisyah. Alasan mereka, Ali tidak mau menghukum para pembunuh Usman, dan  mereka menuntut bela darah terhadap Usman yang telah ditumpahkan secara zalim. Perang dahsyat pun berkobar. Perang ini dikenal dengan nama “perang Jamal (Unta)” karena Aisyah dalam pertempuran menunggang unta.Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan-kebijaksanaan Alinjuga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Muawiyah, yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan.
Di ujung pemerintahan Ali umat Islam terpecah menjadi tiga golongan yakni Muawiyyah, Syiah (pengikut Ali), dan al-Khawarij (orang-orang yang keluar dari barisan Ali). Keadaan ini tidak menguntungkan Ali. Pada tanggal 20 Ramadhan 40 H (660 M) Ali terbunuh oleh seseorang anggota khawarij.(Hatamar Rasyid,2005:60)
Kedudukan Ali sebagai khalifah diganti anaknya Hasan selama beberapa bulan. Namun karena Hasan lemah, sementara Muawiyyah semakin kuat, maka hasan membuat perjanjian damai. Perjanjian ini dapat mempersatukan umat Islam kembali dalam satu kepemimpinan politik, dibawah Muawiyyah Ibn Abu Sufyan. Dengan demikian berakhirlah masa Khulafaur Rasyidin, dan dimulainya kekuasaan Bani Umayyah.
Mulai dari masa Abu bakar sampai kepada Ali dinamakan periode Khulafaur Rasyidin. Para khalifahnya disebut al-khulafa’ al-rasyidun, (khlifah-khalifah yang mendapat petunjuk). Ciri masa ini adalah para khalifah betul-betul menurut teladan bagi. Mereka dipilih melelui proses musyawarah, yang dalam istilah sekarang disebut demokratis. Setelah periode ini pemerintahan islam berbentuk kerajaan. Kekuasaan di wariskan secara turunmenurun. Selain itu, seorang khalifah seorang khlifah pada masa khlifah rasyidin, tidak pernah bertindak sendiri ketika negara menghadapi kesulitan, mereka selalu bermusyawarah dengan pembesar-pembesar yang lain.

2.      Kejayaan Islam Pada Masa Umayyah
Kerajaan Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 41 H/661 M di Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132H/750 M. Muawiyah bin Abu sufyan adalah seorang politisi handal di mana pengalaman politiknya sebagai gubernur Syam pada masa khalifah Utsman bin Affan cukup mengantar dirinya mampu mengambil alih kekuasaan dari gegaman keluarga Ali bin Abi Thalib.Tepatnya setelah Husein putra Ali bin Thalib dapat dikalahkan oleh Umayyah dan mencapai puncaknya di zaman Al -Walid.
Memasuki masa kekuasaan muawiyyah yang menjadi awal kekuasaan bani umayyah, yang bersifat demokrasi berubah menjadi monarki heredetis ( kerajaan turun temurun).  Kekhalifahan muawiyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dan tipu daya , tidak dengan pemilihan. Kekuasaan bani Umayyah berumur kurang lebih sembilan puluh tahun. Ibu kota negara dipindahkan oleh muawiyah dari madinah ke Damaskus, tempat ia berkuasa sebagai gubernur sebelumnya. Para khalifah yang memerintah selama 90 tahun itu berjumlah 14 orang, mereka adalah :
1)      Muawiyah (I) ibn Abu Sufyan (41-60 H/661-680 M)
2)      Yazid (I) ibn Mu’awiyyah (60-63 H/630-683 M)
3)      Mu’awiyyah (II) ibn Yazid I (63-64 H/683-684 M)
4)      Marwan (I) ibn Hakam (64-65 H/684-685 M)
5)      Abdul Malik ibn Marwan (65-86 H/685-705 M)
6)      Al-Wahid (I) ibn Abdul Malik (86-96 H/705-715 M)
7)      Sulayman ibn Abdul Malik ( 96-99 H/715-717 M)
8)      Umar ibn Abdul Aziz ibn Marwan (99-101 H/717-719 M)
9)      Yazid (II) ibn Abdul Malik (101-105 H/719-729 M)
10)  Hisyam ibn Abdul Malik (105-125 H/724-744 M)
11)  Al-Walid (II) ibn Yazid Abdul Malik (125-126 H/744-745 M)
12)  Yazid (III) ibn al-wahid I ibn Abdul Malik (126-126 H)
13)  Ibrahim ibn al wahid I ibn Abdul Malik
14)  Marwan (II) ibn Muhammad ibn Marwan ibn Hakam (126-132 H). (Hatamar Rasyid,2005:67-68)
Adapun lima khalifah besar pada dinasti Bani Umayyah :Mu’awiyah ibn abu sufyan, Abdul Malik ibn Marwan, Al-Walid ibn Abdul Malik, Umar ibn Abdul Aziz, Hisyam ibn Abdul Malik
Dalam kerajaan ini terdapat satu kekuasaan yang mengembangkan agama, ilmu pengetahuan, kesenian dan perperangan.Dengan sendirinya kerajaan Islam tambah luas dan semangkin banyak pula orang yang menganut Islam dengan keinginan sendiri tanpa paksaan. Kerajaan Umayyah ini telah memperluaskan sayapnya ketengah Asia sampai ke negeri cina dan merayat pula ke Afrika Utara, terus ke Andalusia.
Usaha merintis jalan hidup Islam yang disesuaikan dengan kemajuan alamiyah di dalam satu kesenian campuran yang menjadi keistimewaan sejarah kebudayaan Islam adalah merupakan keistimewaaan kerajaan Bani Umayyah misalnya Masjid Amawi (Al- Jami'ul Amawy) di Damaskus yang didirikan oleh Al-Walid bin Abdul Malik (86-96 H/705-715) antara tahun 88 dan 96 H yang berarti dalam masa delapan tahun lamanya dengan biaya sangat besar dan tenaga yang sangat besar dan tenaga yang tidak sedikit.
Masa pemerintahan Bani Umayyah dikenal sebagai suatu era agresif, karena banyak kebijakan politiknya yang bertumpu kepada usaha perluasan wilayah dan penaklukan. Hanya dalam jangku waktu 90 tahun, banyak bangsa yang masuk kedalam kekuasaannya. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina Jazirah Arab, Iraq, Persia, Afganistan, Pakistan, Uzbekistan dan wilayah Afrika Utara sampai Spanyol.
Namun demikian, Bani Umayyah banyak berjasa dalam pembangunan berbagai bidang, baik politik, sosial, kebudayaan, seni, maupun ekonomi dan militer, serta teknologi komunikasi. Dalam bidang yang terakhir ini, Muawiyah mencetak uang, mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya disepanjang jalan, beserta angkatan bersenjatanya yang kuat.
Keberhasilan Muawiyah mendiirikan Dinasti Umayyah bukan hanya akibat dari kemenangan terbunuhnya Khalifah Ali, akan tetapi ia memiliki basis rasional yang solid bagi landasan pembangunan politiknya dimasa depan. Adapun faktor keberhasilan tersebut adalah:
1. Dukungan yang kuat dari rakyat Syria dari keluarga Bani Umayyah.
2. Sebagai administrator, Muawiyah mampu berbuat secara bijak dalam menempatkan para pembantunya pada jabatan-jabatan penting.
3. Muawiyah memiliki kemampuan yang lebih sebagai negarawan sejati, Muawiyah dapat menguasai diri secara mutlak dan mengambil keputusan-keputusan yang menentukan, meskipun ada tekanan dan intimidasi. (http:// dinasti Umayyah .com)
Walaupun Muawiyah mengubah sistem pemerintahan dari musyawarah menjadi monarki. Namun Dinasti ini tetap memakai gelar khalifah.Namun ia memberikan interprestasi baru untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya "Khalifah Allah" dalam pengertian "penguasa" yang diangkat Allah SWT, siapa yang menentangnya adalah kafir. ( Sayid M Baqir Ash-Shadr,2001:13)
Dengan kata lain pemerintahan Dinasti Bani Umayyah bercorak teokratis, yaitu penguasa yang harus ditaati semata-mata karena imam. Seseorang selama menjadi mukmin tidak boleh melawan khalifahnya, sekalipun ia beranggapan bahwa khalifah adalah seseorang yang memusuhi agama Allah dan tindakan-tindakan khalifah tidak sesuai dengan hukum-hukum syariah. Dengan demikian, meskipun pemimpin dinasti ini menayatakan sebagai khalifah akan tetapi dalam prakteknya memimpin umat Islam sama sekali berbeda dengan khalifah yang tepat sebelumnya, setelah Rasulullah.
Sekalipun masa kerajaan Umayyah ini banyak segi negatifnya, namun dari ilmiah, bahasa, sastra dan lainnya tetap menonjol dan mengambil kedudukan yang layak. Bangsa Arab adalah ahli syair dan para penggemarnya rakyat dan orang-orang kaya memberikan kedudukan khusus bagi para penyair itu dengan memberikan hadiah yang cukup besar dan memuaskan.
Pada masa Bani Umayyah berbagai bidang ilmu pengetahuan telah berkembang misalnya ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu sejarah, disamping ilmu-ilmu lainnya. Kerajaan Umayyah berdiri atas dasar kefanatikan Arab, hingga buku-buku sastra dan bahasa Arab lebih banyak dari pada bidang-bidang lain, sekalipun cukup memadai. Hal ini dapat dimengerti karena mereka lebih menonjolkan sejarah hidup mereka sendiri dan lebih membanggakan kebangsaan Arab sedangkan warga kerajaan terdiri dari segala keturunan bangsa.(Fuad Mohd.Facruddin,1985:46) 
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti bani Umayyah menjadi lemah, yaitu:
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan pada aspek senioritas.
2. Latar belakang terbentuknya Dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi dimasa Ali.
3. Lemahnya bani Umayyah yang disebabkan oleh adanya sikap hidup yang mewah dilingkungan istana, sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup untuk memikul beban berat kenegaraan saat mereka mewarisi kekuasaan.
4. Munculnya kekuasaan baru yang dipelopori oleh keturunan Al-Abas Ibnu Al- Mutolib. (http: dinasti umayyah.com)

3.      Kejayaan Islam Pada Masa Abbasiyah
Kerajaan Abasiyah yang berkedudukan di Bagdad, merupakan satu kerajaan yang dinisabkan kepada Abdul Abbas paman Rasulullah SAW.Kerajaan ini terdiri atas 37 raja yang susul menyusul.Pada masa kerajaan ini, Islam mempunyai puncak kejayaannya disegala bidang kehidupan dan merupakan satu kerajaan Islam yang paling panjang umurnya menurut menurut pendapat mereka kerajaan ini adalah penerus dan penyambung dari keluarga Rasulullah SAW.Setelah Rasulullah wafat, merekalah yang berhak menerima warisan kekuasaan dalam pemerintahan sebab Abbas adalah paman Rasulullah SAW dan berhak mewarisi Rasulullah SAW, mereka berpendapat, bahwa yang berhak mendapat hak warisan adalah pihak keturunan lelaki sedangkan wanita tidak berhak mendapatkannya.Umur kerajaan ini lima kali lipat dari umur kerajaan Umayyah.Sebenarnya kerajaan Abasiyah ini pada mulanya merupakan satu kekuatan yang dipimpin oleh Abdul Abbas As-Saffah (132-136 H/750 -754 M) yang berkedudukan di Irak, supaya dengan Iran Persia yang berjasa dalam mendirikan kerajaan iniKekuasaan dinasti Bani Abas atau kahlifah Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan dinasti bani Umayyah.
Pada masa pemerintahan bani Abbas ini dibagi menjadi lima periode (http:dinasti umayyah.com) yaitu :
a. Periode pertama ( 132 H / 750 M- 232 H/ 847 M) periode pengaruh persia satu.
b. periode kedua (232 H/ 847 M- 334 H /945 M) periode pengaruh turki satu.
c. Periode ketiga (344 H/945 M -447H /1055 M) periode pengaruh persia dua.
d. Periode keempat ( 447 H/ 1055 M- 590 H/1194 M) periode pengaruh turki kedua.
e. Periode kelima ( 590 H/ 1194 M- 656 H/1258 M) periode pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar kota Baghdad.
Pada periode pertama pemerintahan bani Abbas mencapai masa keemasannya ke makmuran rakyat mencapai tingkat tinggi. Pada periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam namun setelah periode ini berakhir pemerintahan bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang.Pada pemerintahan bani Abbasiyah ini, berbeda dari daulau bani Umayyah, bahkan Khalifah-khalifa Abbaslah memakai " gelar tahta". Dengan gelar ini lebih populer dari nama yng sebenarnya.
            Dalam bidang pendidikanpun sudah berkembang dan lembaga pendidikannya terdiri dari dua tingkat yaitu : 
a. Maktab atau kutup yaitu lembaga pendidikan terendah tempat anak-anak mengenal pendidikan dasar.
b. Para pelajar yang ingin memperdalam ilmunya pergi keluar daerah.
Pada masa pemerintahan, masing -masing memiliki berbagai kemajuan dari beberapa bidang, diantaranya bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial.Pada masing-masing bidang memiliki kelebihan dan kekurangan.
1).  Bidang Politik
Walaupun demikian, dalam priode banyak tantangan dan gerakan politik yang menggangu stabitas, baik dari kalangan Abbas sendiri maupun dari luar.Gerakan-gerakan ini seperti sisa -sisa Bani Umayyah dan kalangan intern Bani Abbas, revolusi al-khawarij di Afrika Utara, gerakan Zindik di Persia, gerakan Syi'ah dan konflik antar bangsa serta aliran pemikiran keagamaan, semuanya dapat dipadamkan.

2). Bidang Ekonomi
Pada masa al- Mahdi perekonomian mulai meningkat dengan peningkatan di sektor pertanian, melalui irigasi dan peningkatan hasil pertambangan seperti perak, emas, tembaga dan besi.Terkecuali itu dagang transit antara timur dan barat juga banyak membawa kekayaan. Bahsrah menjadi pelabuhan yang penting.
3). Bidang Sosial
Popularitas daulat Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khulifah Harun Al-Rasyid (786-809 M) dan puteranya Al-Ma'mun (813- 833 M).kekayaan yang banyak dimanfaatkan Harun Al-Rasyid untuk keperluan sosial. Rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter dan farmasi didirikan. Pada masanya sudah terdapat paling tidak 800 orang dokter. Disamping itu pemandian-pemandian juga dibangun.Tingkat kemakmuran yang paling tinggi terwujud pada zaman khalifah ini, kesjahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta kesastaan berada pada zaman keemasannya.
Pemerintah Bani Umayyah adalah pemerintahan yang memiliki wibawa yang besar sekali, meliputi wilayah yang amat luas, mulai dari negeri Sind dan berakhir di negeri Spanyol. Ia demikian kuatnya sehingga apabila seseorang menyaksikannya, pasti akan berpendapat bahwa usaha mengguncangkannya adalah sesuatu yang tidak mudah bagi siapapun. Namun jalan yang ditempuh oleh pemerintahan Bani Umayyah, meskipun ia dipatuhi oleh sejumlah besar manusia yang takluk kepada kekuasaannya, tidak sedikitpun memperoleh penghargaan dan simpati dalam hati mereka.Itulah sebabnya belum sampai berlalu satu abad dari kekuasaan mereka, kaum Bani Abbas berhasil menggulingkan singgasananya dan mencapakkannya dengan mudah sekali. Dan ketika singgasana itu terjatuh, demikian pula para rajanya, tidak seorangpun yang meneteskan air mata menangisi mereka.Adapun penyebab keberhasilan kaum penganjur berdirinya Khalifah Bani Abbas ialah karena mereka berhasil menyadarkan kaum muslimin pada umumnya, bahwa Bani Abbas adalah keluarga yang paling dekat kepada Nabi Muhammad SAW dan bahwasanya mereka akan mengamalkan al-Qur'an dan As-Sunnah Rasul SAW dan menegakkan syari'at Allah.


C.     Kesimpulan
Dari keempat sahabat Rasul tersebut yang menyandang gelar Khalifah masing-masing khalifah memiliki ciri khas sendiri dalam memimpin, mereka dipilih secara demokrasi atas persetujuan masyarakat muslim, dan para khulafa Rasyidin gemar melakukan musyawarah dalam mengaturpemerintahan. Pada masa abu Bakar lebih prioritas pada pembenaran dalam negeri dan memperluas ekspansi. Pada masa Umar bin Khatab banyak pembaharuan yang dilakukan mulai dari pemilahan antara yudikatif dan eksekutif, pembangunan kantor-kantor, menempa mata uang, dan memperluas ekspansi, pada masa Umar pun memberlakukan pajak tahunan kepada umat Islam. Pada masa Usman banyak kekecewaan masyarakat pada pemerintahannya, hal ini karena Usman mengangkat keluaqrganya dalam kedudukan tinggi pemerintahan, sifatnya yang lemah lembut membuat Usman tidak mampu bertindak tegas pada kesalahan-kesalahan yang dilakukan keluarganya, Usman diangkat menjadi khalifah pada usia lanjut (70 tahun). Masa pemerintahannya usman membuat bendungan penaggulangan banjir dan mengatur perairan kota, membangun jalan-jalan jembatan-jembatan, masjid, pembukuan Al-Qur’an ( Mashab Usman) dan perluasan masjid Nabi di Madina. Pada masa Ali bin abi Thalib banyak terjadi konflik, baik dari keluarga Usman yang tidak setuju dengan di pecatnya gubernur-gubernur yang diangkat oleh usman,. Penarikan kembali tanah yang di hadiahkan Usman. Adapun pemberontakan yang dilakukan Talhah, Zubair, dan Aisyah menun tut atas ketegasan Ali memberi hukuman kepada pembunuh Usman.dan terjadinya abitrase yang mengakibatkan perpecahan umat islam menjadii tiga kekuatan politikn : Muawiyah, Syiah, dan Khawarij.

1 komentar:

  1. Romantisme sejarah
    semoga mengembalikan kepercayaan diri umat Islam
    amiin

    BalasHapus