Rabu, 15 Desember 2010

FILSAFAT ILMU

Ditulis Oleh : Eka Yanuarti

A. Manusia                  fitrah     : benar- baik- indah
                                        cognisi  : mencari kebenaran
                                        conasi   : ingin tahu

 B. Lembaga Kebenaran  - agama ( dogmatis ) =  keyakinan
                                                 - filsafat ( rasionalis )= idealis
                                                 - seni      ( emotif )      = subjektif
  

ILMU DAN FILSAFAT
1. Zaman  Purba  ( 20.000 – 10.000 SM ) 
             a. Zaman Prasejarah :
                 1).  Berpikir konkret
                 2).  Apa dan bagaimana : mengamati, membedakan,
                      memilih dan mencoba ( trial and error )
                 3).  Terbatas pada yang disediakan alam
                 4).  Diperoleh secara kebetulan
                 5).  Berhubungan dengan keperluan sehari- hari
                 6).  Telah memperlihatkan fungsi imajinatif
                 7).  Akumulasi dari pengetahuan dan pengalaman

2. Zaman Sejarah ( 1500 – 600 SM )

1).  Mewarisi, mengembangkan pengetahuan daketerampilan masa sebelumnya
2). Pengembangan baca tulis dan berhitung :
  Kemampuan analisis dan abstraksi
  Mampu membuat dokumentasi tertulis
  Penyebaran informasi dalam tradisi lisan

3). Memperoleh pengetahuan secara alamiah tanpa disadari dan    disengaja
4). Ilmu didasarkan pada hasil ramalan berdasarkan objektif nyata
5). Menerima peristiwa  sebagaimana adanya
6). Manusia dianggap sebagai makhluk penyembah dewa
7). Kultus individu terhadap raja-raja

PENGEMBAN  PERADABAN DUNIA :
Assyria, Babilonia, Persia, Mesir, Inca dan Aztec.
 
3. Zaman Penalaran Awal  ( 600 – 200 SM )
a.Yunani ( Eropa )
            1). Sudah memiliki penalaran menyelidiki ( inquiry mind )
            2). Ingin mencari akar permasalahan dari peristiwa alam
            3). Manusia adalah makhluk luhur yang memiliki
                  kebebasan
            4). Menggambarkan dewa dalam bentuk manusia ideal
            5). Menekankan pada keistimewaan dan kekuatan rasio
            6). Pengembangan logika ( berpikir analitis )
            7). Logika deduktif ( elemen dalam filsafat ilmu )



Tokoh- tokoh :
            Socrates, Plato dan Aristoteles  
            ( pelopor logika deduktif ). Logika yang melandasi perkembangan pemikiran ilmiah ( bertahan hingga tahun 1860 ).

b. Asia Timur dan Selatan

1). Keterkaitan ilmu dan etika
2). Penekanan pada etika individu
3). Pemeliharaan keharmonisan hubungan  dengan alam
4). Menekankan pada kesempurnaan individu
5). Pengetahuan didasarkan pada nilai-nilai ketulusan
 Tokoh – tokoh :  Lao Tse ( taoisme ) dan Confusius


4. Abad Pertengahan ( 500 – 1500 M )
a. Pengaruh bahasa Arab berlangsung dari 300 – 1400 M
 b. Penerjemahan karya Yunani ke bahasa Ar
c. Bangsa Eropa mempelajari terjemahan Yunani sejaktahun 1300 M
d. Pengamatan di berbagai bidang keilmuan diperluas dan dipertajam : ilmu pasti, astronomi, fisika, biologi, farmasi, kimia  dan kedokteran
e. Melahirkan ilmuwan dalam berbagai bidang keilmuan :
     1) Yuhana Ibn Masawayh ( 777-857 ) ahli optalmolo
     2)  Al- Khawarizmi ( 825 ) menyusun buku  aljabar dan aritmatik
     3)  Al- Razy ( 865- 925 ) dokter Muslim terbesar  
            4) Omar Kayyam(1043 –1132) penyair,ahli perbintangan dan matematika
            5) Ibn Rusyd ( 1126- 1198 ) ahli kedokteran dan   penemu teori evolusionisme
            6)Al- Idrisi ( 1110 – 1116 ) ahli astronomi dan gerhana bulan
            7) Ibn Sina ( 980- 1037 ) filosof, kedokteran, geometri, astronomi, teologi,    
          filologi, dan kesenian  
5. Zaman Modern

 Sumber perkembangan ilmu :
  Hubungan  antara kekhalifahan Islam dengan Perancis
  dan negara- negara Eropa
  Pengalaman selama Perang Salib
  Penaklukan  Konstantinopel oleh Turki Utsmani
  Pertemuan budaya Kristen- Islam di Sisilia
  Pengembaraan ilmuwan Muslim ke Dunia Timur


Perkembangan  Ilmu di Barat ( Eropa ) :

a. Pengamatan astronomis oleh Copernicus, Gelileo, Tycho Brache dan Keppler
b. Penemuan  metode empiris oleh Francis Bacon ( 1560- 1626 )
            1) Menemukan logika induktif
            2) Melakukan klasifikasi ilmu secara umum
            3)  Kesadaran  praktis :    ilmu  sebagai  upaya  untuk 
          memperbaiki  kualitas hidup  dan kontrol manusia terhadap  alam.
            4)  Memperbaiki inspirasi terbentuknya perhimpunan ilmiah
          secara terorganisasi ( konsorsium) 

c.Revolusi sains :
  Rasionalisme  Rene Descartes : cogito  ergo  sum
  Peletakan dasar-dasar penalaran ilmiah oleh Newton ( 1643 – 1727 ) : gravitasi, perhitungan kalkulus dan optika
  Penemuan perhitungan kalkulus oleh Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716 )” dasar matematika
  Masuknya kimia ke dalam khazanah ilmu pengetahuan oleh Antoine Laurent Lavoisier ( 1794 – 1794 )
  Munculnya  teori evolusi Charles Darwin ( 1809 – 1882 )
  Penemuan sinar X oleh Wilhelm Konrad Roentgen ( 1845 – 1923 )

Jangka waktu penemuan sains dan penggunaannya :

1). 1953 -- 1955          = 2  tahun ( Baterei tenaga surya )
2). 1948 -- 1951    = 3   tahun ( Transistor )
3). 1939 -- 1945    = 6   tahun  (Bom atom )
4). 1932 -- 1942    =  10 tahun  ( reaktor nuklir )
5). 1922 -- 1934    =  12 tahun  ( televisi )
6). 1925 -- 1940    =  15 tahun  ( radar )
7). 1895 -- 1913    =  18 tahun ( tabung sinar X )
8). 1884 -- 1915    =  33 tahun ( tabung vacum )
9). 1867 -- 1902    =  35 tahun ( radio )
10). 1820 -- 1876    =  56 tahun ( telepon )
11). 1821 -- 1886    =  65 tahun ( motor listrik )
12)-----------1839   =  112 tahun ( fotografi )

II. FILSAFAT ILMU

A. FILSAFAT :
  Sekumpulan sikap  dan kepercayaan terhadap kehidupan alam yang biasa diterima secara kritis
  Suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang kita junjung tinggi
  Usaha untuk mendapatkan gambaran secara keseluruhan
  Analisa logis dari bahasan, serta penjelasan tentang arti kata dan konsep
  Sekumpulan problema yang langsung mendapat perhatian dari manusia, dan dicari jawabannya
  Suatu cara hidup yang konkret, suatu pandangan hidup yang total tentang manusia dan alam
  Perenungan terhadap hakikat sesuatu secara universal, radikal, dan spekulatif dengan menggunakan kemampuan optimal akal manusia


B. ILMU
            1. Produk ingin tahu manusia :
                        a. sebagai sebuah sistem pernyataan
                        b. dibangun oleh panca indera berdasarkan gejala
                        c. pragmatis dan kontemporer
                        d. alat pengetahuan untuk hidup masa kini
                        e. dangkal tetapi berguna
                        f.  banyak kelemahan tetapi esensial
                        g.  hasil penerapannya berbentuk teknologi
            2. Mempelajari alamiah dan manusiawi, agar dapat menjadikan alam dan manusia sebagai 
          yang alamiah dan manusiawi
            3. Merupakan kumpulan pengetahuan yang didapat  melalui metode ilmiah, disusun secara
           konsisten, dan  kebenarannya  telah   teruji  secara   empiris, tidak untuk mencari kebenaran,   
           melainkan untuk menemukan   kebenaran  yang   bermanfaat  bagi manusia  dalam   tahap  
           perkembangan  tertentu.
            4. Explonation of the facts
            5. Himpunan  pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui  proses  pengajian yang dapat   
          diterima  oleh rasio ( himpunan rasionalitas kolektif  insani )
             6. A summary of statistical average

TEKNOLOGI 

Penerapan ilmu ( sains ) secara sistematis untuk
mempengaruhi alam sekeliling kita dalam suatu
proses produktif ekonomis, guna menghasilka yang 
bermanfaat bagi manusia


B. FILSAFAT  ILMU

1. Telaah secara filsafat untuk menjawab  pertanyaan
    mengenai hakikat ilmu
2. Bagian dari epistemologi ( filsafat pengetahuan )
3. Analysis of procedures  and logic of scientific
    explanation


Telaah  filsafat tentang hakikat ilmu :

1. Apa yang dikaji ( ontologi ) = Hakikat ilmu yang obyektif dan bebas nilai :
  Obyek apa yang ditelaah  ilmu ?
  Bagaimana  wujud  hakiki obyek itu ?
  Bagaimana hubungan antara obyek tersebut dengandaya  tangkap manusia ( fikir, rasa, indera ) yang menghasilkan ilmu itu ?

2. Bagaimana cara mendapatkannya ( epistemologi ) = logico – hypothetico – verifikatif
  Bagaimana proses yang  memungkinkan  diperoleh pengetahuan berupa ilmu ?
  Bagaimana  prosedurnya ?
  Hal-hal apa yang perlu diperhatikan agar didapat pengetahuan yang benar ?
  Apa kriterianya ?
  Cara, tehnik, sarana apa yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan berupa ilmu ?

3. Untuk apa ilmu itu digunakan ( aksiologi )= nilai guna, sarat-sarat nilai/ alat untuk diamalkan bagi kebaikan
  Untuk apa ilmu itu digunakan ?
  Bagaimana keterkaitannya dengan moral ?
  Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pertimbangan  moral ?
  Bagaimana hubungan antara tehnik prosedural atau profesionalisasi metode ilmiah dengan norma moral atau profesional ?


4. Pengetahuan  dan pengetahuan  ilmiah ( ilmu ) :
    a. Pengetahuan :
      1) Segala sesuatu yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu
      2) merupakan khazanah kekayaan mental yang  memperkaya kehidupan kita
      3) tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab pertanyaan tertentu  yang diajukan

     b. Pengetahuan ilmiah : alat untuk memecahkan berbagai  persoalan yang dihadapi manusia guna meramal, mengontrol, memanipulasi dan menguasai alam


 5. Memperoleh pengetahuan ilmiah :
     Harus mengetahui pengetahuan yang menjelaskan terjadinya  suatu peristiwa :
  Telaah ilmiah ( ditujukan )
  Deskripsi        ( mengenai )
  Hubungan      ( berbagai faktor )
  Terikat            ( dalam satu konstelasi )
  Penyebab timbul  ( proses, gejala )

  a. Berpikir  ilmiah :
1) Penalaran  = proses  berpikir dalam menarik  kesimpulan berupa pengetahuan berdasarkan  logika, dan bersifat analitik
2) Logika  =   proses   menarik  kesimpulan  menurut  cara   tertentu, agar  diperoleh  suatu   kesimpulan  yang  valid
a). logika induktif  = khusus ke umum
b). logika deduktif = umum ke khusus

3)  Analitik = kegiatan berpikir berdasarkan langkah- langkah tertentu
4) Konsepsional  =  arti   tertentu  pada  suatu istilah menurut pemahaman orang-orang tertentu
5) Kritis


  b. Sumber pengatahuan :
              1) Rasio ( rasionalisme )        = deduktif
             2) Pengalaman ( empirisme ) =  induktif
             3) Intuisi :
                  a) bersifat personal
                  b) dapat digunakan sebagai hipotes
                   c) kebenaran intuitif dan analitik saling bantu
                   d) tidak   dapat   digunakan   untuk   menyusun pengetahuan secara teratur
            4)  Wahyu

c. Sarana berpikir ilmiah
            1) Bahasa ( komunikatif, informatif, reproduktif )
            2) Matematika ( jelas, spesifik, informatif, kuantitatif), sarana berpikir deduktif
            3) Statistika (  hubungan   kausalitas,  penarikan sampel ), sarana berpikir induktif

d. Pengukuran  yang digunakan:
            1) Instrumen
            2) Kalibrasi ( tanda/ skala ), validitas dan reliabilitas

e.Metode ilmiah : metode  penelitian

f.Kaitan ilmu pengetahuan :  sikap dan perilaku

g. Batas ilmu pengetahuan :
            1) mulai dari pengalaman manusia, dan berhenti pada pengalaman manusia
            2) metodenya hanya pada batas kebenaran yang teruji secara empiris


Ekstrakurikuler Rohis


Disusun Oleh : Eka Yanuarti
1.      Pengertian Ekstrakurikuler Rohis
Ekstrakurikuler berasal dari katra ekstra dan kurikuler. Ekstra artinya  keadaan di luar yang resmi. Kurikuler mempunyai kaitan erat dengan kata kurikulum, yakni kurikulum yang berasal dari bahasa Yunani, currir artinya pelari, currere artinya tempat pacuan[1].
Sedangkan menurut etimilogis kurikulum adalah seperangkat mata pelajaran yang diajarkan kepada lembaga pendidikan[2].
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar[3].
Sedangkan menurut Saylor kurikulum adalah keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi proses belajar mengajar baik langsung di kelas tempat bermain, atau di luar sekolah[4].
Sementara Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, di luar jam belajar kurikulum standar[5].
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah[6].
Ekstrakurikuler Merupakan kegiatan yang diselengarakan di luar jam pembelajaran dalam upaya mempercepat pencapaian tujuan pendididkan dengan menekan pada aspek atau usaha pembinaan manusia sebagai upaya pemantapan pembentukan kepribadian siswa[7].
Kemudian Rohis adalah unsur yang berkenaan dengan kerohanian yang ada pada jasad manusia yaitu ( Roh )[8]. Rohis berasal dari kata "Rohani" dan "Islam", yang berarti sebuah lembaga untuk memperkuat keislaman. Rohis biasanya dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler (ekskul)[9].
Ekstrakurikuler Rohis adalah kependekan dari rohani Islam yang berbentuk organisasi yang terdapat dalam sekolah dimana muatannya tentang agama merupakan pelajaran tambahan untuk menambah pengetahuan agama Islam di luar jam pelajaran[10].
Jadi ekstrakurikuler Rohis adalah suatu aktivitas yang dilakukan di luar jam pelajaran sekolah dalam bidang rohani Islam untuk meningkatkan keyakinan, keimanan, penghayatan dan pengamalan siswa tentang pengetahuan agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT
2.      Tujuan Ekstrakurikuler Rohis
Tujuan merupakan akhir dari suatu usaha. Dalam tujuan terkandung cita-cita, kehendak, dan kesengajaan serta berkonsekuensi menyusun daya upaya untuk mencapainya.
Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan menumbuhkembangkan pribadi peserta didik yang sehat jasmani dan rohani, bertakwa kepada Tuhan YME, memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya, serta menanamkan sikap sebagai warga negara yang baik dan bertanggung-jawab melalui berbagai kegiatan positif di bawah tanggung jawab sekolah[11].
Menurut Randy tujuan ekstrakurikuler adalah:
  1. Untuk memperdalam dan memperluas wawasan siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran yang disesuaikan dengan program kurikulum yang ada.
  2. Untuk melengkapi usaha pembinaan, pematapan dan pembentukan nilai - nilai kepribadian siswa.
  3. Wadah untuk mengembangkan minat, bakat dan keterampilan siswa[12].
Tujuan ekstrakurikuler  Rohis di SMA Negeri 9 Palembang menurut Amnin Komba selaku Pembina Rohis di SMA Negeri 9 Palembang adalah:
  1. Untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt.
  2. Memberikan pemahaman lebih tentang wawasan keislaman.
  3. Meningkatkan ukhuwah Islamiyah antara siswa SMA Negeri 9 Palembang.
  4. Melatih siswa untuk berorganisasi khususnya dalam Islam[13].
Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ekstrakurikuler Rohis adalah agar siswa dapat lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, mendorong pembinaan sikap dan nilai – nilai dalam rangka penerapan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari khususnya dalam pelajaran pendidikan agama Islam, serta siswa dapat memahami dan menghayati dan untuk selanjutnya diamalkan dan menjadi pedoman hidupnya sehari – hari. Sehingga  siswa menjadi manusia yang memiliki budi pekerti luhur, berakhlak kharimah serta selalu beriman kepada Allah semata.
3.       Jenis - Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler Rohis
Adapun kegiatan ekstrakurikuler Rohis yang dilakukan di SMA Negeri 9 Palembang secara garis besarnya terbagi dua yaitu:
  1. Kegiatan yang Bersifat Rutinitas
1.      Shalat Zuhur berjamaah setelah pulang sekolah
2.      Kegiatan Majlis Taklim (yang dilaksanakan pada tiap hari Rabu dan Jum’at setelah pulang sekolah), dalam kegiatan ini berisi:
·         Ceramah agama Islam. Seperti tentang taharah, shalat, dan akhlakul kharimah yang diisi oleh kakak-kakak alumni SMA Negeri 9 Palembang
·         Belajar mengaji / tadarus Al-Qur’an. Seperti ilmu tajwid dan mengaji dengan irama, biasanya mendatangkan guru dari luar.
·         Belajar tahlil, yasin, dan doa-doa. Yang diajarkan oleh guru  pembina Rohis itu sendiri.
  1. Kegiatan yang Bersifat Insidental
1.      Peringatan hari besar Islam
·         Isro’ Mi’raj
·         Maulid Nabi
·         Peringatan Tahun Baru Hijriyah ( Satu Muharam )
·         Nuzul Qur’an
2.      Pesantren Ramadhan. diisi oleh guru-guru SMA Negeri 9 itu sendiri dan penceramah dari luar. Meliputi kegiatan ceramah, tadarus, dan lomba-lomba seperti puisi Islami, MTQ, cepat tepat dan lain sebagainya. di mana setiap angkatan kelas dilaksanakan selama dua hari. 
3.      Membentuk Badan Amil Zakat. Panitia inti di sini adalah anggota Rohis dibantu oleh perangkat masing-masing kelas dan melibatkan semua wali kelas, untuk mengetahui siswa-siswa yang berhak menerima zakat. Penyerahan zakat terutama dilakukan di dalam sekolah, lalu kelingkungan sekitar sekolah, panti asuhan dan kerabat dari siswa-siswi yang tidak mampu[14].
Kegiatan ekstrakurikuler Rohis ini biasanya di bawah kepengurusan OSIS (Organisasi Intra Sekolah) yang dibimbing dan diawasi oleh Kepala Sekolah, guru agama, guru BK atau yang terkait lainnya. Kepengurusan anggota OSIS tersebut adalah siswa – siswi pada sekolah yang bersangkutan. Kegiatan Rohis (Rohani Islam) adalah salah satu dari kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 9 Palembang.


[1] Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000), hal. 1-2.
[2] Ibid, hal. 479.
[3] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,  (Bandung: PT Bumi Aksara, 2005), hal. 18.
[4] H. Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum,  (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hal. 6.

[5]  Wikipedia Bahasa Indonesia, 2008, Ekstrakurikuler, (Online) Available: http: www.wikipedia.com., diakses tanggal  07-12-08.
[6] Basuki Gunarto, 2008, Pembentukan Pribadi Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler, (Online) Available: http: www.Radarsemarang.com., diakses tanggal 07-12-08.
[7]  Randy, 2008, Ekstrakurikuler, (Online) Available: http: www.Randypunyaini.com., diakses tanggal  07-12-08.
[8] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 1992), hal. 845.
[9] Wikipedia Bahasa Indonesia, 2008, Rohis, (Online) Available: http: www.wikipedia.com., diakses tanggal  07-12-08.
[10]  Amnin Komba, Guru Pembina Rohis, Hasil Wawancara, Palembang, 15 Desember 2008.
[11] SMK BPS &K 1 Jakarta, Ekstrakurikuler,  2008, (Online) Available: http: //www.smkbpsk1-jkt.com., diakses tanggal  07-12-08.
[12]  http: www.Randypunyaini.com., diakses tanggal  07-12-08.
[13] Amnin Komba, Hasil Wawancara, Palembang, 15 Desember 2008. 
[14]  Amnin Komba, Hasil Wawancara, Palembang, 15 Desember 2008.

Prestasi Belajar


Disusun Oleh : Eka Yanuarti
  1. Pengertian Prestasi Belajar
Belajar adalah usaha untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi atau situasi-situasi di sekitar kita[1].
Sedangkan menurut Sardiman belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya[2].
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses[3]. Sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.
Menurut Poerwanto prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.
           Selanjutnya Winkel mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat”[4].
 Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
            Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Jadi pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan sesuatu yang disebut hasil belajar. Relevan dengan hal tersebut, maka hasil belajar itu meliputi:[5]
  1. Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (Kognitif)
  2. Hal ihwan personal, kepribadian atau sikap (Afektif)
  3. Hal ihwan kelakuan, keterampilan atau penampilan (Psikomotor)
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar, yang bukan hanya berbentuk pengetahuan saja, melainkan juga berbentuk komponen keterampilan dan sikap.
  1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Para ahli telah mengemukakan faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor – faktor yang mereka kemukakan cukup beragam, tapi pada dasarnya dapat dikategorikan ke dalam dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelajar (Intern) dan faktor yang datang dari luar diri pelajar (Ekstern).
Menurut Slameto ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu: faktor yang berasal dari dalam diri pelajar (Intern) yang meliputi: faktor jasmaniah, Faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Dan faktor yang datang dari luar diri pelajar (Ekstern) yang meliputi: faktor keluarga, sekolah dan masyarakat[6].
Sementara M.Dalyono mengemukakan ada dua faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu: faktor yang berasal dari dalam diri pelajar (Intern) yang meliputi: kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar.  Dan faktor yang datang dari luar diri pelajar (Ekstern) yang meliputi: keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar[7].
Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Joko Prasetya faktor yang mempengaruhi  proses dan hasil belajar yaitu:[8]
       a. Faktor raw input (faktor murid/anak itu sendiri):
             1. Kondisi fisiologis
             2. Kondisi psikologis
          b. Faktor environmental input (faktor lingkungan), baik itu lingkungan alami ataupun lingkungan sosial.
        c. Faktor instrumental input:
                1. Kurikulum
                2. Program/bahan pengajaran
                3. Sarana dan fasilitas
                4. Guru (tenaga pengajar)
Adapun uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:
  1. Faktor Intern
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada 3 macam yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

1.      Faktor Jasmaniah
Faktor ini berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, seperti kakinya atau tangannya dan lain sebagainya[9]. Faktor ini dapat mempengaruhi kelancaran belajar, akan tetapi faktor tersebut dapat diatasi dengan menempatkan seseorang tersebut, pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatan itu, untuk itu kecacatan seseorang tidak menghalangi seseorang untuk belajar.
2.Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang meliputi faktor  Intelegensi, Perhatian, Minat, Bakat, Motif, Kematangan dan Kesiapan sebagaimana penjelasan sebagai berikut:[10]
a.       Intelegensi
Dalam istilah sehari – hari intelegensi sering diartikan dengan kecerdasan. Dan menurut Slameto “Intelegensi” adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu: kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui konsep–konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat[11].
Jadi intelegensi atau yang kita kenal kecakapan sangat mempengaruhi kemampuan belajar yang apabila seseorang mempunyai intelegensi rendah, maka ia perlu mendapat pendidikan di lembaga khusus.
b.      Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju pada suatu objektif (benda/hal)[12]. Maka, siswa harus memperhatikan pelajaran dan membuang rasa kebosanan agar dapat belajar dengan berhasil.
c.       Minat
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu[13]. Jadi minat adalah suatu kecenderungan untuk memperhatikan sesuatu yang dicapai secara terus–menerus  yang diseratai rasa senang maka  bila kecenderungan lebih diperhatikan maka timbul minat dalam usaha untuk lebih giat belajar demi mencapai hasil terbaik.
d.      Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang[14]. Setiap orang memiliki bakat dalam arti memiliki potensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai kemampuan masing-masing.


e.       Motivasi
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan[15]. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh sehingga menghasilkan prestasi yang baik, tapi jika sebaliknya maka akan menghasilkan rendahnya prestasi.
f.       Kematangan
Kematangan merupakan kegiatan atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru[16]. Misalnya anak dengan kakinya sudah siap berjalan.
g.      Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Respon atau reaksi yang diberiakan seseorang setelah proses kematangan, sehingga sanggup melaksanakan kecakapan yang memerlukan bimbingan dan segala bentuk perhatian yang dapat menunjang proses belajar mengajar dengan menguasai segi kejiwaan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai.
3. Faktor Kelelahan
Kelelahan timbul dari jasmani dan rohani[17] merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat proses belajar karena kelelahan jasmani yang merupakan lelahnya anggota badan dalam melaksanakan aktivitas dan cenderungnya untuk lebih banyak istirahat. Sedangkan kelelahan rohani adalah kelelahan yang timbul dari dalam diri yang cenderung kurang minat karena kebosanan atau pun karena hal-hal yang timbul di sekitar individu yang dapat menghilangkan semangat belajar sehingga belajar cenderung diabaikan.
  1. Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah Faktor keluarga, faktor sekolah dan masyarakat.
1.  Faktor Keluarga
Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau tidaknya perhatian orang tua dan bimbingan orang tua, atau rukun atau tidaknya orang tua, kondisi rumah, semua itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. Semuanya itu turut menetukan keberhasilan belajar seseorang[18].
2.      Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi anak dalam belajar adalah metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, materi pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah[19].

a.   Metode Mengajar
Guru yang mengajar dengan metode yang kurang baik dapat membuat anak menjadi bosan dan pasif, metode mengajar yang kurang baik itu bisa terjadi misalnya guru kurang persiapan dan kurang memahami bahan pelajaran sehingga ia menerangkannya tidak jelas[20].
b.  Kurikulum
Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan yang dilakukan oleh sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik[21]. Tanpa kurikulum yang baik dan tepat, maka akan sulit mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang dicita-citakan.
c.  Relasi Guru dengan Siswa
Di dalam relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya dan juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikan guru tersebut sehingga siswa berusaha mempelajarinya dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut juga sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, ia malas mempelajari mata pelajaran yang diberikan, akibatnya pelajarannya tidak maju.
d.  Relasi Siswa dengan Siswa
Siswa mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri dan akibatnya akan mengganggu ketekunan belajar dan sekolah. Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
e.  Disiplin Sekolah
Kedisiplinan sekolah erat kaitannya dengan kerajianan dan kegairahan siswa dalam sekolah atau belajar. Kedisiplinan  ini meliputi kedisiplinan guru, pegawai, kepala sekolah dan siswa itu sendiri. Agar siswa belajar lebih maju mereka harus disiplin dalam belajar baik di sekolah, di rumah, dan lainnya. Dalam hal ini untuk menjadi disiplin haruslah sekolahnya memiliki kedisiplinan pula[22].
f.   Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperalncar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya,maka belajarnya akan lebih giat dan maju.
g.   Waktu Sekolah
waktu sekolah ialah waktu belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi, siang, sore/malam hari[23]. Waktu sekolah belajar juga mempengaruhi siswa dalam belajar. Memilih waktu sekolah yang tepat dan mengatur waktu penyajian materi pelajaran perlu mendapat perhatian dalam memotivasi belajar anak.
h.   Standar Pelajaran di Atas Ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarannya, guru semacam itu merasa senang, tetapi perkembangan psikis dan kepribadiaan siswa itu berbeda dan tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
i.   Keadaan Gedung
Kegairahan belajar anak erat pula hubungannya dengan tempat belajar, seperti gedung, lokal belajar dan sebagainya. Kondisi gedung di sini meliputi ukurannya yang seimbang dengan jumlah anak yang ada, kebersihannya dan lain sebagainya.
j.   Metode belajar
Menurut Kartono “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar[24].
k.   Tugas Rumah
Waktu belajar yang utama adalah di sekolah, di samping untuk belajar waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan lain.
3.      Faktor Masyarakat
Lingkungan masyarakat memiliki peran dan pengaruh yang besar bagi pendidikan dan kegiatan belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena siswa merupakan bagian integral dari masyarakat itu sendiri.
Faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar adalah Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat, Mass Media, Teman Bergaul, Bentuk Kehidupan Masyarakat[25].
 a.   Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat
Keikutsertaan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadi siswa itu. Tetapi jika siswa terlalu banyak ambil bagian dalam kegiatan masyarakat, maka belajar akan terganggu.
b.   Mass Media
Di antara mass media yang berpengaruh bagi belajar anak adalah bioskop, radio, televisi, surat kabar, majalah, dan buku komik dan lain-lainnya, yang kesemuanya itu beredar dalam masyarakat. Mass media yang baik bagi pendidikan akan mempengaruhi secara positif terhadap kegiatan belajar dan mass media yang kurang edukatif justru sebaliknya.
c.   Teman Bergaul
Agar siswa dapat belajar dengan baik, perlu diusahakn agar mereka memiliki teman bergaul yang baik serta pengawasa yang bijaksana dari orang tua dan pendidik.
d.   Bentuk Kehidupan Masyarakat
Kehidupan masyarakat serta sistem nilai masyarakat di mana siswa itu berada juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Anak yang tinggal di tengah-tengah masyarakat  yang masa bodoh dengan masalah pendidikan akan memiliki sifat untuk malas belajar. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang tinggi perhatiannya terhadap pendidikan, maka anak akan terpengaruh pula pada pola pikir demikian sehingga akan giat  dalam belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelajar yaitu: jasmaniah, psikologi, dan kelelahan, dan dari luar diri pelajar yaitu: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam skema berikut:
                                                     Keluarga
                        Ekstern                 Sekolah                 
Faktor                                            Masyarakat                                  
                                 Intern                      Jasmaniah                      Kondisi kesehatan
                                Cacat Tubuh
                                Intelegensi         
                                                                 Psikologi                          Perhatian
                                                                                                          
                                                                                                            Minat
                                                                       Kelelahan                 
                                                                                                            Bakat
                                                                                  
Motivasi
                                                                                                            
  Kematangan

                                                                                                                Kesiapan


[1]  Mustaqim dan Abdul Wahid, Psikologi Pendidikan,  (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1991), hal. 61.
[2] Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Pers, 1988), hal. 20.
[3] Tohirin, Psikologi Pembelajaran  Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 51.
[4] Ridwan, 2008, Ketercapaian Prestasi Belajar, (Online) Available: http: www.Dunia_Ilmu.com., diakses tanggal  07-12-08.
[5]. Sardiman AM,Op.Cit, hal. 28-29.
[6] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mepengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal. 60-72.
[7] M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,2007), hal. 55-60.
[8] Abu Ahmadi dan Joko Prasetya, Strategi belajar mengajar  (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005), hal. 103.
[9] Ibid, hal. 106.
[10] Slameto, Op.Cit, hal. 55-59.
[11]  Ibid, hal. 56.
[12]  Ibid, hal. 56.
[13] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan,  (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), hal. 136.
[14] Ibid, hal, 135.
[15]  Oemar Hamalik, Op.Cit, hal. 106.
[16]  Slameto, Op.Cit, hal. 58.
[17] Ibid, hal. 59.
[18] M.Dalyono, Op.Cit, hal.59-60. 
[19]  Slameto, Op.Cit, hal. 64.
[20] Ibid, hal. 65.
[21] H. Dakir. Op.Cit. hal. 5.
[22] Slameto, Op.Cit, hal. 67.
[23] Ibid, hal. 68
[24]  Ridwan, 2008, Kegiatan Belajar dan Prestasi, (Online) Available: http: www.Dunia_Ilmu.com., diakses tanggal  07-12-08.
[25] Slameto, Op.Cit, hal. 70.