Senin, 06 Desember 2010

Fungsi-Fungsi Pendidikan



Disusun Oleh : Eka Yanuarti
A. Pendahuluan
Manusia adalah mahluk yang dikaruniai keutamaan oleh Allah swt dibandingkan mahluk ciptaan yang lain. Keutamaan manusia terletak pada kemampuan akal pikiran/kecerdasannya. Sejalan dengan perkembangan dan tuntunan zaman maka diperlukan satu pendidikan yang dapat mengembangkan kehidupan manusia dalam dimensi daya cipta, rasa dan karsa. Dimana ketiga hal tersebut di atas akan menjadi motivasi bagi manusia untuk saling berlomba dalam mencapai kemajuan sehingga keberadaan pendidikan menjadi semakin urgen. Yang pada akhirnya menjadikan pendidikan sebagai kunci utama kemajuan hidup manusia dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat baik dari lembaga formal maupun informal dalam membantu proses transformasi sehingga dapat mencapai kualitas yang diharapkan. Agar kualitas yang diharapkan tercapai, diperlukan penentuan fungsi pendidikan. Fungsi pendidikan inilah yang akan menentukan keberhasilan dalam proses pembentukan pribadi manusia yang berkualitas, dengan tanpa mengesampikan peranan unsur-unsur lain dalam pendidikan.
Sebagaimana kita ketahui kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Menurut Ki Hajar Dewantara ada tiga lingkungan pendidikan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat[1]. Ketiga lingkungan ini disebut juga Tri Pusat Pendidikan[2]. Tapi dalam pelaksanaanya, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antar orang tua, pemerintah, dan masyarakat. Sementara dalam ilmu Sosiologi, lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan bagian dari kelompok-kelompok sosial[3].
Maka itu lebih lanjut makalah sederhana kami akan membahas pengertian pendidikan ? dan bagaimana fungsi pendidikan dalam kelompok-kelompok sosial di atas ?
B. Pembahasan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan secara etimologi berasal dari bahasa yunani, terdiri dari kata “PAIS”, artinya anak, dan “AGAIN” diterjemahkan membimbing, jadi paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak[4].
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan: proses, perbuatan, cara mendidik[5]. Sedangkan pendidikan dalam bahasa Inggris dengan istilah education yang berarti pengembangan atau bimbingan sementara dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tarbiyah yang disebut dengan pendidikan[6].
Pendidikan merupakan hal yang utama dan terutama di dalam kehidupan sehingga pendidikan seumur hidup (long life education) dirasakan sangat tepat pada masa sekarang ini. Sejauh kita memandang maka harus sejauh itulah kita harus memperlengkapi diri kita dengan berbagai pendidikan. Kita jangan salah memahami bahwa pendidikan diperoleh dengan cara menempuh jalur formal saja, dengan cara datang, duduk, mendengar dan selanjutnya hingga akan memperoleh penghargaan dari test yang sudah dilewati.
Hal ini sesuai dengan pendapat Rupert C. Lodge yang Menyatakan bahwa dalam pengertian yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Orang tua mendidik anaknya, guru mendidik muridnya, tuan mendidik anjingnya. Semua yang kita sebut atau kita lakukan dapat disebut mendidik, begitu juga yang dikatakan dan dilakukan oleh selain kita dapat disebut juga mendidik. Dalam pengertian yang luas ini kehidupan adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan[7].
Pendidikan dapat diperoleh dengan berbagai cara terlebih lagi semakin mendukungnya perkembangan alat-alat elektronika sekarang ini. Dengan mudah kita memperoleh informasi tentang perkembangan zaman baik dari belahan bumi manapun. Ilmu pengetahuan, keterampilan, pendidikan merupakan unsur dasar yang menentukan kecekatan seseorang berpikir tentang dirinya dan lingkungannya. Seseorang yang mampu mengubah dirinya menjadi lebih baik diharapkan mampu mengubah keluarganya, kelak mengubah daerahnya dan kemudian mengubah negaranya serta mengubah dunia dimana dia berada.
Tak bisa dipungkiri pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya pendidikan seseorang yang pada awalnya tidak mengetahui apa-apa menjadi mengetahui segala hal, dari yang tidak bisa menulis dan membaca menjadi terampil menulis dan membaca, dari seseorang yang tidak berkemampuan apapun menjadi seseorang yang pandai dan berkeahlian. Maka wajiblah untuk setiap manusia menunutu ilmu dengan jalan memperoleh pendidikan yang layak. Pendidikan yang baik tidak hanya membentuk seseorang menjadi cerdas semata. Kecerdasan yang tinggi tanpa disertai akhlak yang mulia akan menjadi sia-sia belaka. Di sinilah peran guru sebagai pendidik diperlukan, sebab guru tidak hanya berperan sebagai pengajar dalam artian “transfer ilmu”. Guru harus mampu mendidik anak didiknya agar berakhlak mulia serta berguna bagi nusa dan bangsa.
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada pada masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, misalnya dari keadaan yang tidak tahu menjadi tahu, dari buruk menjadi baik yang sudah baik menjadi baik lagi.
2. Fungsi-Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan dalam arti mikro (sempit) ialah membantu (secara sadar) perkembangan jasmani dan rohani peserta didik[8]. Menurut Muzayyin Aziz fungsi pendidikan adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan (membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan anak didik dari satu tahap ke tahap lain sampai meraih titik kemampuan yang optimal) dapat berjalan lancar[9].
Sedangkan fungsi pendidikan di Indonesia secara umum termuat dalam undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 dikatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. [10]
Menyimak pasal 3 diatas bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, menggambarkan bahwa yang harus dikembangkan dalam diri peserta didik adalah potensi-potensi yang dimilikinya, bukan berarti menjejali dengan ilmu pengetahuan semata tanpa mempertimbangkan potensi-potensinya dalam hidup dan penghidupan selaku manusia yang mempunyai keinginan, nafsu, akal dan naluri kemanusiannya.
Selanjutnya dikatakan disitu ”dan membentuk watak”, hal ini mengandung arti bahwa pendidikan yang dilakukan dapat membentuk watak, sikap, karakter individu yang berada pada lingkungan masyarakatnya, yang cenderung bersifat positif dan tidak bertentangan tatanan tabiat, watak, karakter manusia lainnya.
Kemudian dikatakan ”serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Peradaban bangsa yang bermartabat dengan kata lain suatu peradaban yang memiliki nilai-nilai luhur suatu bangsa yang sarat degan nilai-moral-norma bangsanya sendiri. Peradaban suatu bangsa akan diwarnai oleh kemajuan Pendidikan dan teknologinya, bagaimana pola hidup orang-orang yang sudah maju dalam pendidikannya, bagaimana pola hidup manusia yang sudah modern sebagai pembentukan dari kemajuan teknologi, semua itu semakin banyak mewarnai budaya suatu bangsa yang menjamaninya. Oleh karena itu peradaban bangsa yang bermartabat cenderung menitikberatkan pada dasar ideologi suatu bangsa itu, dan dalam kehidupan bangsa Indonesia yang dimaksud dengan bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang meletakan ideologi hidupnya adalah nilai-moral-norma Agama Islam sebagai sumber nilai-moral-norma yang mutlak sifatnya bagi seorang muslim yang baik.
Selanjutnya dikatakan ”dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa” Mencerdaskan kehidupan bangsa disini memiliki arti tarap pendidikan rakyat pada umumnya sudah seimbang antara jumlah penduduk dengan tingkat rata-rata pendidikan penduduk yang ada, seperti halnya pencanangan wajib belajar sembilan tahun dengan harapan ideal pemerintah, tidak ada lagi yang buta hurup dan buta aksara pada tatanan penduduk bangsa Indonesia ini
Dengan demikian fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. ”Menyiapkan” diartikan bahwa peserta didik pada hakikatnya belum siap, tetapi perlu disiapkan dan sedang menyiapkan diri sendiri. Hal ini menunjuk pada proses yang berlangsung sebelum peserta didik itu siap untuk terjun ke kancah kehidupan yang nyata. Penyiapan ini dikaitkan dengan kedudukan peserta didik sebagai calon warga negara yang baik, warga bangsa dan calon pembentuk keluarga baru, serta mengemban tugas dan pekerjaan kelak di kemudian hari.
3. Fungsi Pendidikan dalam Tiga Lingkungan Pendidikan
Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan, politik, kepercayaan dan upaya lain yang dilakukan manusia, termasuk di dalamnya adalah pendidikan.
Di dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya, keluarga, sekolah dan masyarakat akan menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan yang akan menumbuhkan dan mengembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius. Dengan memperhatikan bahwa anak adalah individu yang berkembang, ia membutuhkan pertolongan dari orang yang telah dewasa, anak harus dapat berkembang secara bebas, tetapi terarah. Pendidikan harus dapat memberikan motivasi dalam mengaktifkan anak.
Ketiga lembaga pendidikan, yaitu lembaga pendidikan keluarga, lembaga pendidikan sekolah dan lembaga pendidikan masyarakat mempunyai tanggung jawab dan peranan masing-masing dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan yaitu pendewasaan diri manusia.
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak. Di sinilah pertama kali ia mengenal nilai dan norma. Karena itu keluarga merupakan pendidikan tertua yang bersifat informal dan kodrati. Pendidikan di lingkungan keluarga berfungsi untuk memberikan dasar dan menumbuh kembangkan anak sebagai mahluk individu, sosial dan religius.
Menurut Azmi Ulfa Farista, fungsi lembaga pendidikan keluarga, yaitu: Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak. Pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang. Di dalam keluarga akan terbentuk pendidikan moral[11].
Selain itu menurut Abied fungsi pendidikan dalam lingkungan keluarga diantaranya sama dengan pendapat Ami Ulfa Farista di atas, tapi di sini dia menambahakan 2 fungsi lagi yaitu memberikan dasar pendidikan sosial dan peletakan dasar keagamaan[12]. Berikut ini sedikit pemaparan dari saya tentang fungsi pendidikan di lingkungan keluarga :
1) Pengalaman Pertama Masa Kanak-Kanak
Pengalaman ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan berikutnya, khususnya dalam perkembangan pribadinya. Kehidupan keluarga sangat penting, sebab pengalaman masa kanak-kanak akan memberi warna pada perkembangan selanjutnya.
2) Menjamin kehidupan emosional anak
Ada tiga hal yang menjadi pokok dalam pembentukan emosional anak, adalah :Pemberian perhatian yang tinggi terhadap anak, misalnya dengan menuruti kemauannya, mengontrol kelakuannya, dan memberikan rasa perhatian yang lebih. Pencurahan rasa cinta dan kasih sayang, yaitu dengan berucap lemah lembut, berbuat yang menyenangkan dan selalu berusaha menyelipkan nilai pendidikan pada semua tingkah laku kita. Memberikan contoh kebiasaan hidup yang bermanfaat bagi anak, yang diharapkan akan menumbuhkan sikap kemandirian anak dalam melaksanakan aktifitasnya sehari-hari.
3) Menanamkan dasar pendidikan moral
Seperti pepatah “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Anak akan selalu berusaha menirukan dan mencontoh perbuatan orang tuanya. Karenanya, orang tua harus mampu menjadi suri tauladan yang baik. Misalnya dengan dengan mengajarkan tutur kata dan perilaku yang baik bagi anak-anaknya.
4) Memberikan dasar pendidikan sosial
Keluarga sebagai komunitas terkecil dalam kehidupan sosial merupakan satu tempat awal bagi anak dalam mengenal nilai-nilai sosial. Di dalam keluarga, akan terjadi contoh kecil pendidikan sosial bagi anak. Orang tua sebagai teladan, sudah semestinya memberikan contoh yang baik bagi anak-anak. Misalnya memberikan pertolongan bagi anggota keluarga yang lain, menjaga kebersihan dan keindahan dalam lingkungan sekitar.
5) Peletakkan Dasar-dasar Keagamaan
Masa kanak-kanak adalah masa paling baik dalam usaha menanamkan nilai dasar keagamaan. Kehidupan keluarga yang penuh dengan suasana keagamaan akan memberikan pengaruh besar kepada anak. Kebiasaan orang tua mengucapkan salam ketika akan masuk rumah merupakan contoh langkah bijaksana dalam upaya penanaman dasar religius anak.
Pendidikan keluarga termasuk jalur pendidikan luar sekolah merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pengalaman seumur hidup. Pendidikan dalam keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya yang mencakup nilai moral dan aturan-aturan pergaulan serta pandangan, keterampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kepada anggota keluarga yang bersangkutan..
Pendidikan informal dalam keluarga tersebut akan banyak membantu dan meletakkan dasar pembentukan kepribadian anak, seperti sikap religius, disiplin, lembut/kasar, rapi/rajin, penghemat/pemboros, dan sebagainya dapat tumbuh, bersemi dan berkembang sanada dan seirama dengan kebiasaannya di rumah.
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah lingkungan kedua bagi anak, setelah lingkungan keluarga. Di sinilah potensi anak akan ditumbuhkembangkan. Sekolah merupakan tumpuan dan harapan orang tua, masyarakat, dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Tugas sekolah sangat penting dalam menyiapkan anak-anak untuk kehidupan masyarakat. Sekolah bukan semata-mata sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan pemberi jasa yang sangat erat hubungannya dengan pembangunan.
Pendidikan sekolah mempunyai dua aspek penting, yaitu aspek individual dan sosial. Di satu pihak pendidikan sekolah bertugas mempengaruhi dan menciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan pribadi anak secara optimal. Di pihak lain pendidikan sekolah bertugas mendidik agar anak mengabdikan dirinya kepada masyarakat.
Secara mendasar sekolah berfungsi memberi bekal pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang diperlukan seseorang agar ia dapat menapaki perjalanan kedewasaanya secara utuh dan tersalurkannya bakat-bakat potensial yang ia miliki[13].
Dalam bukunya S.Nasution menjelaskan bahwa fungsi pendidikan sekolah adalah : Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan. Sekolah memberikan keterampilan dasar. Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib. Sekolah menyiapkan tenaga pembangunan. Sekolah memecahkan masalah-masalah sosial. Sekolah mentransmisikan kebudayaan. Sekolah membentuk manusia sosial. Sekolah merupakan alat mentransformasikan kebudayaan[14].
Beberapa pendapat di atas, pada dasarnya tidak ada perbedaan tapi saling melengkapi antar pendapat yang satu dengan pendapat yang lain.berdasarkan pemahaman saya fungsi pendidikan sekolah adalah :
1) Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan
Anak yang menamatkan sekolah diharapkan sanggup melakukan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan dunia pekerjaan atau setidaknya mempunyai dasar untuk mencari nafkah. Mekin tinggi pendidikan makin besar harapannya memperoleh pekerjaan yang layak.
2) Sekolah memberi keterampilan dasar
Orang yang telah bersekolah setidak-tidaknya pandai membaca, menulis, dan berhitung yang diperlukan dalam tiap masyarakat modern selain itu diperoleh sejumlah pengetahuan lain seperti sejarah, geografi, kewargannegaraan, fisika, biologi, bahasa dan lain-lain yang membekali anak untuk melanjutkan atau memperluas pandangan dan pemahamannya tentang masala-masalah dunia.
3) Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib
Semenjak diterapkannya sistem persekolahan yang bisa dinikmati secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat, maka secara otomatis telah mendobrak tembok ketimpangan sosial masyarakat feodal dan menggantinya dengan bentuk mobilitas terbuka. Sekolah menjadi tempat strategis untuk menyalurkan kebutuhan mobilitas vertikal dalam rangka stratifikasi sosial masyarakat. Melalui pendidikan, orang dari golongan rendah dapat meningkat ke golongan yang lebih tinggi. Oleh karena itu orang tua berusaha menyekolahkan anaknya dengan harapan akan memperoleh hasil yang memuaskan bagi peningkatan derajat dan status keluarga di kemudian hari.
4) Sekolah sebagai tenaga pembangunan
Bagi negara-negara berkembang, pendidikan dipandang menjadi alat yang paling ampuh untuk menyiapkan tenaga produktif guna menopang proses pembangunan. Kekayaan alam hanya mengandung arti bila didukung oleh keahlian. Oleh karena itu sumber daya manusia merupakan sumber utama bagi pembangunan manusia.
5) Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial
Masalah-masalah sosial diharapkan dapat diatasi dengan mendidik generasi muda untuk mencegah penyakit-penyakit sosial seperti kejahatan, pertumbuhan penduduk yang melewati batas, pengrusakan lingkungan, kecelakaan lalu lintas, narkotika dan sebagainya.
6) Sekolah sebagai alat transmisi kebudayaan
Fungsi transmisi kebudayaan kepada anak menurut Vembrianto, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu transmisi pengetahuan,keterampilan dan transmisi sikap, niali-nilai,dan norma-norma[15].
Dalam masyarakat modern di sekolah, anak tidak hanya mempelajari pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga sikap, nilai-nilai dan norma-norma. Sebagian besar sikap dan nilai-nilai itu dipelajari secara informasi melalui situasi formal di kelas dan di sekolah. Melalui contoh pribadi guru, isi cerita buku-buku bacaa pelajaran sejarah dan geografi serta situasi lingkungan sekolah anak mempelajari sikap, nilai-nilai dan norma-norma masyarakat.
7) Sekolah membentuk manusia yang sosial
Pendidikan diharapkan membentuk manusia sosial yang dapat bergaul dengan sesama manusia sekalipun berbeda agama, suku bangsa, pendidikan dan sebagainya. Ia juga harus dapat menyesuaika diri dalam situasi sosial yang berbeda-beda.
8) Sekolah menciptakan integrasi sosial
Dalam masyarakat yang bersifat heterogen dan pluralistik, terjaminnya integrasi sosial merupakn fungsi pendidikan sekolah yang cukup penting. Masyarakat Indonesia mengenal bermacam-macam suku bangsa dan adat istiadatnya masing-masing, bermacam-macam bahasa daerah, agama, pandangan politik dan sebagainya. Dalam keadaan demikian bahaya desintegrasi sosial sangat besar. Sebab pendidikan sekolah yang terpenting adalah menjamin integrasi sosial dengan cara sekolah mengajarkan bahasa nasional, sekolah mengajarkan pengalaman-pengalaman yang sama kepada anak, sekolah mengajarkan kepada anak corak kepribadiaan nasional seperti pelajaran sejarah, dan sebagainya[16].
9) Sekolah sumber inovasi sosial
Fungsi inovasi sosial ini lebih nampak pada perguruan tinggi melalui kegiatan penelitiannya. Dengan penelitian-penelitian itu perguruan tinggi menemukan hal-hal yang baru yang dapat menimbulkan pembaharuan dalam masyarakat, baik inovasi dalam lapangan teknologi, kemajuan ilmu pengetahuan, maupun kehidupan masyarakat. Fungsi inovasi sosial ini juga ada pada sekolah menengah dan sekolah dasar. Melalui pendidikan di sekolah kepada masyarakat di sekelilingnya sekolah mengajarkan tentang kesehatan lingkungan, gizi, kebiasaan menabung, pembahruan cara bertani, cara bekerja yang lebih efisien dan sebagainya.
c. Lingkungan Masyarakat
Pendidikan dalam masyarakat dapat disebut juga dengan pendidikan non formal. Masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi seseorang. Pandangan hidup, cita-cita bangsa, sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan akan mewarnai keadaan masyarakat tersebut. Masyarakat mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan dalam masyarakat meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Satuan pendidikan dalam masyarakat terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Selanjutnya dalam Undang-undang Sisdiknas pasal 26 dijelaskan bahwa, pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Melalui pendidikan di masyarakat anak akan dibekali dengan penalaran dan keterampilan, sering juga pendidikan di masyarakat ini dijadikan upaya mengoptimalkan perkembangan diri. Bentuk-bentuk pendidikan kemasyarakatan sebenarnya telah lama ada dan tersebar secara luas dalam masyarakat Indonesia serta merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kebudayaan bangsa. Berbeda dengan jalur pendidikan di sekolah, pendidikan kemasyarakatan tidak selalu dimaksudkan sebagai pengantar untuk memasuki lapangan kerja. Namun melalui jalur pendidikan kemasyarakatan dapat diperoleh kemampuan dan keahlian yang dapat dijadikan persyaratan memasuki lapangan kerja atau tidak terkait dengan formalitas akademik secara ketat, sekalipun kesempatan untuk memperoleh efek akademik tetap terbuka.
Masyarakat sebagai lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi seseorang. Dalam hal ini, masyarakat mempunyai peranan penting dalam upaya ikut serta menyelenggarakan pendidikan, membantu pengadaan tenaga dan biaya, sarana dan prasarana dan menyediakan lapangan kerja. Karenanya, partisipasi masyarakat membantu pemerintah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa yang sangat diharapkan.
C. Kesimpulan
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada pada masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, misalnya dari keadaan yang tidak tahu menjadi tahu, dari buruk menjadi baik yang sudah baik menjadi baik lagi.
Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. ”Menyiapkan” diartikan bahwa peserta didik pada hakikatnya belum siap, tetapi perlu disiapkan dan sedang menyiapkan diri sendiri. Hal ini menunjuk pada proses yang berlangsung sebelum peserta didik itu siap untuk terjun ke kancah kehidupan yang nyata. Penyiapan ini dikaitkan dengan kedudukan peserta didik sebagai calon warga negara yang baik, warga bangsa dan calon pembentuk keluarga baru, serta mengemban tugas dan pekerjaan kelak di kemudian hari.
Fungsi lembaga pendidikan keluarga, yaitu: Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak. Pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang. Di dalam keluarga akan terbentuk pendidikan moral. Memberikan dasar pendidikan sosial dan peletakan dasar keagamaan.
Fungsi pendidikan sekolah adalah : Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan. Sekolah memberikan keterampilan dasar. Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib. Sekolah menyiapkan tenaga pembangunan. Sekolah memecahkan masalah-masalah sosial. Sekolah mentransmisikan kebudayaan. Sekolah membentuk manusia sosial. Sekolah merupakan alat mentransformasikan kebudayaan
Masyarakat sebagai lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi seseorang. Dalam hal ini, masyarakat mempunyai peranan penting dalam upaya ikut serta menyelenggarakan pendidikan, membantu pengadaan tenaga & biaya, sarana dan prasarana dan menyediakan lapangan kerja. Karenanya, partisipasi masyarakat membantu pemerintah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa yang sangat diharapkan.

Daftar Pustaka
Abied, 2009, fungsi dan peranan lembaga pendidikan, dalam ( http://peranan _lembaga _pendidikan.com).
Ahmadi. Abu dan Nur Uhbiyati, 2003, Ilmu Pendidikan Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin. Muzayyin, 2003, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Media Grafika.
Azmi. Ulfa Farista, 2000, Peran dan Fungsi Pendidikan dalam Perkembangan Anak, Surabaya:Albaiad.
Depdikbud, 1991, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Gunawan. Ary H, 2000, Sosiologi Pendidikan : suatu Analisis Sosiologi Tentang Berbagai problem Pendididkan, Jakarta:PT Rineka Cipta.
Hawi, Akmal, 2006, Perkembangan Pemikiran Pendidikan Islam, Palembang:IAIN Raden Fatah Press.
Ihsan, Fuad, 2001, Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Nasution. S, 1983 Sosiologi Pendidikan, Bandung: Jermmars.
Pendidikan dan Masyarakat, http : // pakguruonline, pendidikan.net.
Soekanto. Soerjono, 1983, Sosiologi Suatu Penghantar, Jakarta:CV Rajawali.
Tafsir. Ahmad, 2001, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang Sisdiknas RI No 20 Tahun 2003 Jakarta: Sinar Grafika.
Vembriarto.St, 1987, Sosiologi Pendidikan, Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramitha.


[1] Pendidikan dan Masyarakat, http : // pakguruonline, pendidikan.net.
[2] Ary H.Gunawan. Sosiologi Pendidikan : suatu Analisis Sosiologi Tentang Berbagai problem Pendididkan, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2000), hal 57.
[3] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Penghantar, (Jakarta:CV Rajawali, 1983), hal 112.
[4] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta,2003), hal 68.
[5] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1991), Edisi pertama cet 1, hal 232.
[6] Akmal Hawi, Perkembangan Pemikiran Pendidikan Islam, (Palembang:IAIN Raden Fatah Press, 2006), hal 49.
[7] Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2001), hal 5.
[8] Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001) hal 11.
[9] Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Media Grafika, 2003), hal 34.
[10] Undang-Undang Sisdiknas RI No 20 Tahun 2003 (Jakarta: Sinar Grafika), hal 07.
[11] Azmi Ulfa Farista, Peran dan Fungsi Pendidikan dalam Perkembangan Anak, (surabaya:Albaiad, 2000) hal 34.
[12] Abied, 2009, fungsi dan peranan lembaga pendidikan, dalam ( http://peranan _lembaga _pendidikan.com).
[13] St. Vembriarto, Sosiologi Pendidikan, (Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramitha,1987), hal 57.
[14] S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Bandung: Jermmars,1983), hal 16-18.
[15] Vembrianto, Op.Cit, hal 58.
[16] Pendidikan dan Masyarakat dalam http:// pakguruonline, pendidikan .net.

1 komentar:

  1. Terimakasih atas infonya, jangan lupa juga untuk mengunjungi blog saya
    http://konselorkece.blogspot.com

    BalasHapus